Pengertian
Hipertiroidisme merupakan kondisi kelenjar tiroid yang ‘hiperaktif’. Kondisi ini menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.
Kelenjar tiroid terletak di leher, bagian depan tengah, memiliki bentuk dan ukuran serupa dengan kupu-kupu. Kelenjar tersebut menghasilkan hormon tiroid yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
Penyebab
Hipertiroidisme terkait dengan penyakit lain. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertiroidisme adalah:
- Penyakit Graves. Merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini merupakan penyebab hipertiroidisme tersering.
- Nodul tiroid. Adanya nodul atau tumor di kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroid akan menyebabkan hipertiroidisme. Pada kondisi nodul tiroid, biasanya kelenjar tiroid membesar asimetris.
- Tiroiditis. Kondisi peradangan kelenjar tiroid. Pada fase awal tiroiditis, umumnya pasien akan mengalami hipertiroidisme, dilanjutkan dengan hipotiroidisme.
Selain disebabkan karena penyakit lain, hipertiroidisme juga bisa dikarenakan efek samping obat. Beberapa obat yang sering menyebabkan hipertiroidisme di antaranya adalah lithium (untuk pengobatan gangguan bipolar) dan amiodarone (untuk pengobatan gangguan irama jantung).
Diagnosis
Pada tahap awal proses diagnosis hipertiroidisme, dokter akan menanyakan gejala lewat serangkaian wawancara medis. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan dilanjutkan dengan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk memeriksa kadar hormon tiroid. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar TSH (thyroid-stimulating hormone), serta kadar T4 (tiroksin) dan T3 (triiodotironin). Bila diperlukan, pemeriksaan menggunakan zat radioaktif, yaitu pemeriksaan radioactive iodine uptake (RAIU) juga dilakukan.
Gejala
Gejala hipertiroidisme yang disebabkan karena hipertiroid sangat bervariasi. Pada hipertiroid yang ringan, sering kali tak ada sama sekali gejala yang dirasakan oleh pasien.
Gejala yang dapat muncul pada kasus hipertiroid, di antaranya adalah:
- Adanya benjolan di leher
- Mudah cemas, gelisah, atau menjadi emosional
- Sulit berkonsentrasi pada satu hal
- Berdebar-debar
- Nafsu makan meningkat, tetapi berat badan turun
- Mudah berkeringat dan mengeluh kepanasan
- Diare
- Susah tidur
- Haid tidak teratur
- Gangguan kesuburan
- Rambut rontok
- Tangan gemetaran (tremor)
Bila terjadi berkepanjangan, hipertiroidisme dapat menyebabkan komplikasi pada organ jantung. Komplikasi yang biasanya terjadi berupa aritmia (denyut jantung tidak teratur) dan gagal jantung.
Komplikasi lain adalah krisis tiroid, yaitu kondisi peningkatan kadar hormon tiroid yang sangat tinggi dan mendadak. Krisis tiroid biasanya dicetuskan oleh infeksi berat, cedera, operasi, atau proses persalinan. Komplikasi ini ditandai dengan demam tinggi, gaduh gelisah, dehidrasi, dan halusinasi.
Pengobatan
Untuk mengatasi hipertiroidisme, ada dua hal utama yang dilakukan. Pengobatan yang pertama bertujuan untuk mengatasi gejala yang muncul dengan segera dan yang kedua adalah untuk menurunkan kadar hormon tiroid.
Untuk mengatasi gejala yang muncul dengan segera, dokter akan memberikan obat golongan penghambat beta (beta blocker). Setelah mulai mengonsumsi obat ini selama beberapa jam, umumnya gejala yang timbul akibat hipertiroidisme akan mulai mereda.
Sementara itu, untuk menurunkan kadar hormon tiroid, terdapat beberapa pilihan terapi, yaitu:
1. Pemberian obat anti-tiroid
Obat anti-tiroid, seperti methimazole dan propylthiouracil (PTU), bekerja dengan cara menghentikan produksi hormon tiroid di kelenjar tiroid. Obat ini umumnya dikonsumsi setidaknya selama 1–2 tahun untuk mengontrol kondisi hormon tiroid.
2. Iodine radioaktif
Prinsip pengobatan dengan iodine radioaktif adalah menghancurkan sel yang aktif di kelenjar tiroid dengan menggunakan zat radioaktif. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
3. Operasi
Bila pengobatan yang lain sudah dilakukan dan belum bisa mengatasi hipertiroidisme, maka operasi pengangkatan kelenjar tiroid perlu dipertimbangkan. Operasi ini pasti dapat mengatasi hipertiroidisme, namun juga pasti akan menyebabkan komplikasi berupa hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid).
Oleh karena itu, orang yang menjalani operasi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid harus mengonsumsi obat subtitusi hormone tiroid (levotiroksin) seumur hidup.
Pencegahan
Hingga saat ini belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi hipertiroidisme.
Berita Terbaru
Kawanan Begal Sasar Warkop di Jaktim, Pelaku Bacok Penjaga dan Rampas Ponsel
Kripto Ini Bangkit pada 2024, Bagaimana Nasibnya 2025?
4 Tips Memilih Batik yang Cocok dengan Warna Kulit agar Tampil Lebih Menawan dan Elegan
Model Baju Wanita Atasan Batik yang Akan Ngetren di Tahun 2025, Suka yang Mana?
4 Tanda Anda Mengonsumsi Terlalu Banyak Garam, Perhatikan Kondisi Tubuh
Trump Janji Terapkan Hukuman Mati bagi Pemerkosa hingga Pembunuh
Konsep Taman Bermain di Akikah Bebingah Putri Erina Gudono, Digelar Berbarengan dengan Ultah Kaesang Pangarep
Dianggap Rakus Energi, Rusia Larang Penambangan Kripto di 10 Wilayah
Bos PLN Pastikan SPKLU di Jalur Pantai Selatan Jawa Barat, Wisata Pakai Mobil Listrik Jadi Tenang
Daftar Makanan Khas Lombok Penuh Rempah, Gurih dan Bikin Ngiler
Prediksi Liga Inggris Manchester City vs Everton: Badai Belum Berlalu
Keren, Peternakan Modern di Banyuwangi Ini Produksi Susu 32 Ton Per Hari