Pengertian
Karang gigi merupakan lapisan keras yang terbentuk karena proses kalsifikasi dari plak gigi. Karang gigi terbentu dari kalsium fosfat yang menempel di permukaan gigi dan permukaan tambalan. Permukaan karang gigi dilapisi oleh plak gigi yang belum mengeras. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal juga dengan nama kalkulus atau tartar.
Karang gigi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Karang gigi supragingival. Biasanya muncul mulai dari garis gusi sampai permukaan area kunyah gigi.
Karang gigi ini pada umumnya berwarna putih kekuningan, yang bisa berubah sesuai dengan kondisi dan kebiasaan orang yang memilikinya. Misalnya, bila orang tersebut sering minum kopi atau teh, maka karang gigi bisa berubah menjadi berwarna kecokelatan.
Tekstur karang gigi supragingival menyerupai tanah liat dan mudah terlepas dari permukaan gigi. Karang gigi bisa muncul hanya pada satu gigi atau beberapa gigi sekaligus. Bahkan karang gigi juga bisa muncul pada semua gigi.
Setelah dibersihkan oleh dokter gigi, karang gigi supragingival masih dapat tumbuh kembali. Kondisi ini khususnya terjadi pada daerah gigi depan rahang bawah di sisi bagian dalam.
- Karang gigi subgingival. Karang gigi ini terletak mulai dari garis gusi dan masuk ke dalam gusi ke arah akar gigi. Karena letaknya di bawah gusi, karang gigi ini sering kali tidak terlihat dan kerap terabaikan pada saat pemeriksaan gigi rutin.
Karang gigi subgingival biasanya berwarna cokelat atau hijau kehitaman karena bercampur dengan darah. Teksturnya sangat keras, padat, dan melekat sangat erat di permukaan gigi.
Baik karang gigi baik subgingival dan supragingival, keduanya memiliki tekstur berongga. Hal ini membuat karang gigi dapat menyerap racun hasil bakteri yang bisa merusak jaringan penyangga gigi di bawahnya (periodontal).
Penyebab
Karang gigi disebabkan karena adanya penumpukan sisa makanan yang dalam jangka waktu yang lama. Biasanya, hal ini banyak ditemukan pada bagian yang tidak terkena sikat gigi saat proses membersihkan gigi. Itulah sebabnya karang gigi sering muncul pada gigi depan yang berada di rahang bawah (sisi bagian dalam) dan gigi geraham rahang atas (sisi bagian luar).
Pembentukan karang gigi berawal dari plak yang mengalami proses mineralisasi serta pengerasan dalam waktu 4–8 jam. Plak yang masih lunak akan berubah menjadi keras saat bercampur dengan garam mineral yang ada di dalam air ludah. Proses ini dimulai dari hari pertama sampai keempatbelas.
Umumnya dalam waktu dua hari, 50 persen plak yang mengeras akan mengalami mineralisasi. Selanjutnya, dalam waktu 12 hari, 60–90 persen akan mengalami mineralisasi.
Selama pembentukan plak gigi, dalam waktu 24–72 jam proses mineralisasi terjadi terus menerus pada permukaan gigi. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mineralisasi pada pembentukan karang gigi yang cepat adalah 10–12 hari. Sedangkan pada proses pembentukan karang gigi yang tergolong lambat adalah 20 hari.
Gejala
Mereka yang memiliki karang gigi biasanya tidak akan merasakan keluhan rasa sakit ataupun nyeri. Tetapi saat karang gigi sudah menumpuk dan dibiarkan terlalu lama, biasanya orang tersebut baru akan mengalami beberapa keluhan.
Tanda yang paling banyak dikeluhkan adalah adanya darah saat sedang menyikat gigi atau terlihat berdarah pada gusi. Saat itu, sebenarnya sudah terjadi peradangan gusi yaitu jaringan periodontal yang paling luar.
Perawatan
Cara paling efektif untuk menghilangkan karang gigi adalah dengan membersihkan karang gigi atau scaling yang dilakukan oleh dokter gigi. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat secara manual atau dengan alat ultrasonik.
Alat ultrasonik bekerja dengan memecah karang gigi hingga ke tempat yang sulit dijangkau, termasuk karang gigi yang ada di bawah gusi. Dengan penggunaan yang benar, alat ini cukup aman bagi permukaan gigi dan sebagian akar gigi yang terbuka akibat penurunan gusi.
Pencegahan
Melakukan perawatan gigi secara baik dan benar di rumah adalah cara pencegahan karang gigi yang bisa dilakukan dengan mudah. Penggunaan benang gigi (dental floss) juga dapat membantu membersihkan sisa makanan yang terselip di antara gigi.
Mengonsumsi makanan segar dan berserat juga dapat membantu memelihara pergerakan mulut dan kesegaran gigi. Selain itu jangan lupa untuk melakukan pembersihan karang gigi secara rutin setiap enam bulan sekali untuk mencegah terjadinya penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal).
Berita Terbaru
BMKG Sebut Musim Hujan Tahun Ini Berbeda, Ini Alasannya
Waspada Wabah Demam Berdarah Kongo, Inilah 4 Gejalanya
Kate Middleton Bersiap Menjadi Ratu Inggris Setelah Melewati Pengobatan Kanker Setahun Terakhir
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 23 Desember 2024
Trik Simpan Bawang Merah Tanpa Kulkas Agar Awet Berbulan-Bulan
Mahfud MD Kritisi Ide Prabowo yang Mau Maafkan Koruptor
Jadwal Lengkap Misa Natal 2024 di Gereja Katolik Yogyakarta
Kisah Malaikat Protes Ada Orang Tak Niat Mengaji Tapi Dosanya Diampuni, Diceritakan Gus Baha
Kaleidoskop 2024: Sejarah Manis Timnas Indonesia Kelompok Usia, Bersaing Asia dan Nyaris Tembus Olimpiade Paris
Sinopsis Film Gowok: Kamasutra Jawa, Karya Terbaru Hanung Bramantyo Masuk Big Screen Competition IFFR ke-54
Pramono Anung Akan Beri Ruang Kegiatan Olah Raga Lebih Masif di Jakarta
Kronologi Tabrakan Beruntun di Bandar Lampung yang Tewaskan Seorang Pria Tanpa Identitas