Pemilihan Ketum PBNU
KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) periode 2021-2026. Pemilihan Ketum atau Ketua Tanfidziyah PBNU ini dilakukan secara voting, dalam rangkaian Muktamar NU ke-34 yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/202).
Seperti disiarkan langsung TVNU lewat kanal Youtube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Gus Yahya terpilih menjadi Ketum PBNU setelah mengantongi 337 suara. Dia unggul dari calon lainnya yakni KH Said Aqil Siroj yang mengantongi 210 suara. Sementara, ada satu suara abstain.
Sebelumnya, dalam penjaringan bakal calon Ketua PBNU terpilih, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya unggul setelah mengumpulkan 327 suara. Sementara petahana, Said Aqil Siroj, menempati posisi kedua dengan perolehan 205 suara.
Di tempat ketiga NU ada As'ad Said Ali yang mengantongi 17 suara, lalu Marzuqi Mustamar 2 suara, Ramadhan Buayo 1 suara, abstain 1 suara, dan 1 suara batal. Sehingga hanya 552 suara atau berkurang 6 suara dari total 558 muktamirin yang memiliki hak suara.
Berdasarkan ketentuan AD/ART PBNU, maka yang dinyatakan lolos sebagai calon ketua umum hanya dua kandidat, yakni Gus Yahya dan Kiai Said karena mengumpulkan lebih dari 99 suara pada penjaringan bakal calon.
Rais Aam Pengurus Besar NU
Selain Ketua PBNU terpilih, KH Miftachul Akhyar juga kembali terpilih menjadi Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026. Pemilihan dilakukan melalui musyawarah sembilan anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) pada Muktamar NU ke-34 di Universitas Lampung, Bandar Lampung, Jumat dini hari, (24/12/2021).
Dengan penunjukan ini, maka Kiai Miftah melanjutkan sebagai Rais Aam PBNU untuk periode kedua (sebelumnya Pj Rais Aam). Zainal mengatakan, proses pemilihan Rais Aam berlangsung secara hangat tanpa adanya perbedaan pendapat.
Anggota AHWA saling menunjukkan adab serta sopan santun selama musyawarah. Bahkan saat dimintai pendapat soal siapa yang layak menjadi Rais Aam PBNU, tak ada anggota AHWA yang berani memberikan pendapatnya dan mendorong yang lebih tua untuk berpendapat.
KH Miftachul Akhyar sebelumnya menjabat sebagai Penjabat Rais Aam PBNU, selepas KH Ma'ruf Amin maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 lalu. Ulama kelahiran 30 Juni 1953 ini merupakan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Miftachus Sunnah Kota Surabaya.
Rais Aam adalah jabatan tertinggi di NU. Adapun 9 anggota AHWA yang ditugasi untuk memilih Rais Aam PBNU adalah KH Mustofa Bisri, KH Ma'ruf Amin, KH Miftachul Akhyar, KH.Dimyati Rais, KH TG Turmudzi, KH Anwar Mansur, KH Nurul Huda, KH Buya Marbun, dan KH Zainal Abidin.
Berita Terbaru
2 Golongan Manusia Ini Alami Dahsyatnya Kesulitan di Hari Kiamat, Siapa Mereka?
Polisi Periksa Nikita Mirzani Hari Ini Terkait Kasus Aborsi Anaknya, Lolly
Maia Estianty Ungkap Al Ghazali-Alyssa Daguise Menikah 2025, Konsep Pernikahannya Kemungkinan Simpel dengan Sedikit Tamu
Hank Williams dan Hari Musik Country Internasional 17 September
ESA Temukan Wajah Tersenyum di Permukaan Mars
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 17 September 2024
Pertemuan Prabowo dengan Megawati Dinilai Bisa Bawa Kebaikan untuk Bangsa
Kronologi Kecelakaan di Pesisir Barat, 2 Orang Tewas Tertimpa Truk
Rektor Al-Azhar Mesir Apresiasi Sistem Pendidikan PP Amanatul Ummah
Kisah Binasanya Abrahah, si Pembuat Al-Qullais Pesaing Ka'bah di Tahun Gajah
Gerakan Coblos 3 Paslon Dinilai sebagai Ekspresi Politik, Tidak Boleh Dikriminalisasi
Perundungan di SMA Kebangsaan Lampung Selatan, 3 Siswa Diduga Dianiaya Senior