Pidato Presiden
Dalam pidato kenegaraan Presiden Jokowi menyampaikan berbagai hal yang sudah mempengaruhi kondisi Indonesia. Seperti kondisi global yang penuh ketidakpastian imbas pandemi hingga perang Rusia - Ukraina.
Kepala negara juga menjabarkan berbagai kondisi perekonomian nasional, seperti kondisi inflasi, pertumbuhan ekonomi dan lainnya. Artikel pidato kenegaraan dan Nota Keuangan 2022 / RAPBN 2023 ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca.
Krisis Global
"Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan," mengutip sedikit isi pidato Presiden Jokowi.
Kepala negara juga menjabarkan berbagai kondisi perekonomian nasional, seperti kondisi inflasi, pertumbuhan ekonomi dan lainnya. Seperti inflasi berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%. Bahkan,sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun.
"Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp 502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," jelas Jokowi.
Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44% pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp 364 triliun. Capaian tersebut patut kita syukuri.
"Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hatihati. Namun di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan.