Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan akan memanfaatkan momentum bonus demografi yang saat ini tengah terjadi. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menekankan hal tersebut.
Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengunkap ruang bonus demografi terjadi sejak tahun ini hingga beberapa tahun kedepan. Ia menegaskan tak ingin melepas peluang tersebut untuk pembangunan Indonesia.
Baca Juga
"Kita ketahui, bonus demografi kita ruangnya benar-benar terjadi tahun-tahun ini, sampai terjadi di 2040-an, kita ingin memanfaatkan sebaik-baiknya bonus demografi ini," kata dia dalam konferensi pers Nota Keuangan, Selasa (16/8/2022).
Advertisement
Untuk diketahui, per tahun 2020, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk usia produktif atau angkatan kerja sebanyak 140 juta jiwa dari total 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia. Pada tahun 2030, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat pesat.
Suharso mengungkap rasio bonus demografi sedang berada di posisi yang cukup baik. Artinya, tak ada waktu lagi untuk pemerintah memanfaatkannya sebagai motor penggerak ekonomi nasional.
"Dimana angkanya sudah mencapai cukup rendah, sekitar 41, juga dan kita menjaga jangan sampai agak lama, kalau dia kembali lagi diatas 50, maka kita karena di setiap bangsa hanya datang satu kali atau kita coba perpanjang," paparnya.
Bonus demografi juga ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kekuatan yang dimiliki Indonesia saat ini. Utamanya mendorong ekonomi nasional mencapai targetnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekuatan Indonesia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan sejumlah kekuatan Indonesia yang bisa berperan penting bagi dunia internasional. Ini menjadi modal dalam pembangunan Indonesia kedepannya.
Sedikitnya, ada 4 poin kekuatan yang disebut Jokowi. Pertama, soal kemampuan mengelola pandemo Covid-19 dengan baik. Sehingga, agenda prioritas lainnya yang berdampak kepada ekonomi mampu bergerak.
"Kalau kita mampu mengelola pandemi dengan baik, berarti kita juga pasti mampu mengelola agenda-agenda besar lainnya dengan baik. Inilah kekuatan pertama kita untuk membangun Indonesia," kata dia dalam sidang Tahunan MPR-RI, Selasa (16/8/2022).
Kekuatan kedua, adanya sumber daya alam yang melimpah. Menurutnya, wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadikekuatan besar Indonesia. Utamanya jika kelola secara bijak dan berkelanjutan.
"Syaratnya satu, harus dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri, agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional. Hal ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi," paparnya.
Kekuatan ketiga, adanya bonus demografi. Jumlah penduduk yang didominasi anak musa usia prouktif dikatakan sebagai potensi.
Kemudian, daya beli masyaratak yang terus meningkat juga akan jadi motor penggerak perekonomian. Utamanya dalam menghadapi kompetisi global.
"Kekuatan keempat adalah kepercayaan internasional yang meningkat tajam. Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian. Diterima negara-negara besar, walau geopolitik sedang panas," ungkapnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penanganan Krisis Global dan G20
Selanjutnya, Jokowi menyebut Indonesia juga mendapat penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ini menyangkut respons Indonesia terhadap krisis global.
"Indonesia juga dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis global," kata dia.
Di samping itu, momentum Presidensi G20 juga dibanggakan kepala negara. Indonesia menjadi tuan rumah bagi 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Tahun depan, menjadi Ketua ASEAN.
"Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerja sama internasional," katanya.
Investasi
Selanjutnya, ia menilai kepercayaan besar dari masyarakat internasional juga bisa dirasakan di dalam negeri. Reformasi struktural untuk daya saing dan iklim berusaha terus dilakukan.
"Ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM terus kita perbaiki. Hilirisasi dan manufaktur di dalam negeri terus tumbuh pesat," ungkapnya.
"Pertumbuhan investasi juga meningkat tajam, di mana 52 persen di antaranya, berada di Luar Jawa. Artinya, ekonomi kita bukan hanya tumbuh pesat, tetapi juga tumbuh merata, menuju pembangunan yang Indonesia Sentris," beber Jokowi.
Advertisement