Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia atau World Bank telah menaikan peringkat indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas, atau upper middle-income country. Ketua DPR RI Puan Maharani pun mengapresiasi keberhasilan Indonesia terlepas dari kelompok negara berpendapatan menengah bawah atau lower middle-income country masuk menjadi upper middle-income country.
Namun begitu, ia tak ingin Indonesia tertahan sebagai golongan upper middle-income country saja. Puan lantas membeberkan beberapa syarat agar indonesia bisa masuk menjadi negara berpendapatan atas atau high income country.
"Kita perlu terus melakukan perubahan struktural, menciptakan tenaga kerja terampil, inovasi teknologi yang ramah lingkungan dan efisien, serta iklim usaha yang kondusif," ungkap Puan dalam Sidang Bersama DPR RI-DPD RI, Selasa (16/8/2022).
Advertisement
"Dengan jalan ini kita patut optimis menuju High Income Country," ujar dia.
Puan juga menyatakan syarat utama agar sebuah negara legit dilabeli sebagai negara maju.
"Dalam menuju High Income Country, maka postur kemakmuran ekonomi harus berubah, kemakmuran ekonomi dirasakan oleh segenap rakyat di seluruh tanah air," sebutnya.
Di sisi lain, ia juga menyoroti kesenjangan ekonomi yang masih cukup kental antara kelompok masyarakat bawah dan atas.
"Meskipun ketimpangan ekonomi, atau gini rasio kita menunjukkan kecenderungan menurun, namun piramida ekonomi kita menunjukkan kesenjangan," kata Puan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Di Sidang Tahunan MPR, Jokowi: Indonesia Negara Terkuat ke-4 Dunia Lawan Covid-19
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, di tengah tantangan yang berat, patut disyukuri karena Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global pandemi covid-19.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2022, Selasa (16/8/2022).
Menurut dia, Indonesia termasuk negara pulih lebih cepat bangkit dan lebih kuat ke-4 dunia yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19.
Bahkan, inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen.
“Sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp 106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” ujarnya.
Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun.
“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun disisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,” pungkasnya.
Dia pun mengapresiasi peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mampu menjaga sinergi antara kualitas tata kelola keuangan negara dan fleksibelitas, sehingga Indonesia bisa menghadapi krisis.
“BPK telah menjaga sinergi antara kualitas tata kelola keuangan negara dan fleksibilitas dalam menghadapi krisis. Ini sangat membantu Pemerintah. Rencana penyelenggaraan Supreme Audit Institution (SAI)-20 juga semakin memperkokoh kepemimpinan Indonesia di G20,” kata Jokowi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement