Pendekar Tongkat Emas adalah sebuah film laga Indonesia
Informasi Film
SutradaraIfa Isfansyah
ProduserMira Lesmana dan Riri Riza
PenulisJujur Prananto
PemeranEva Celia, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Tara Basro, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Aria Kusumah, Darius Sinathrya, dan Prisia Nasution
Perusahaan ProduksiMiles Films
Tanggal Rilis18 Desember 2014

Pendekar Tongkat Emas adalah sebuah film laga yang diusung oleh sutradara Ifa Isfansyah. Film yang diproduseri oleh Mira Lesmana dan Riri Riza ini berceritakan tentang tokoh Cempaka yang merupakan seorang Pendekar Tongkat Emas Termasyhur dalam dunia persilatan. Tokoh Cempaka memiliki empat orang murid yang juga merupakan anak dari beberapa musuhnya, yakni Biru, Gerhana, Angin, dan Dara. Biru dan Gerhana memiliki hubungan yang erat, pun juga Angin dan Dara. Ceritapun bergulir dengan perselisihan murid yang memperebutkan tongkat emas yang diturunkan dari gurunya (Cempaka). Film yang diusung oleh rumah produksi Miles Films ini dirilis pada tanggal 18 Desember 2014.

Kenalkan 'Pendekar Tongkat Emas' di Balinale 2014, Nico Naik Ojek


Jalanan kota Denpasar, Bali, terutama di pusat wisata seperti jalan Legian, di daerah Kuta di malam hari tak pernah sepi oleh lalu lalang orang maupun kendaraan. Itu sebabnya, jarak 500 meter di jalan Legian bisa menghabiskan waktu sampai 30 menit dengan mobil. Pun begitu Jumat (17/10/2014) malam. Sedianya, Nicholas Saputra dijadwalkan hadir mal Beachwalk, Kuta untuk mengenalakan film barunya, Pendekar Tongkat Emas di open air cinema Bali International Film Festival 2014 atau Balinale 2014. Nico, sapaannya, baru saja menghadiri sebuah acara di Korea Selatan. Ia hanya transit di Jakarta dan langsung lanjut terbang ke Bali untuk menghadiri acara Balinale 2014. Agar bisa sampai jam 8 malam waktu setempat di lokasi, Nicholas Saputra memilih naik ojek dari bandara ketimbang naik mobil jemputan panitia.

Yang Terasa Kurang dari 'Pendekar Tongkat Emas'


Yang pertama hendak ditekankan untuk mengawali ulasan ini: Pendekar Tongkat Emas bukan tontonan yang buruk. Ia film yang jauh lebih baik dari puluhan film sampah yang menghiasi layar bioskop kita sepanjang tahun. Namun, ketika menengok nama-nama yang menghasilkan film ini, wajar bila harapan begitu tinggi membuncah ketika hendak menontonnya. Dan ketika usai ditonton, tanya yang muncul adalah: "Heh? Cuma begini?" Ulasan ini hendak menengok kenapa after taste yang muncul usai menyantap Pendekar Tongkat Emas kurang mengenakkan. Pada mulanya adalah harapan yang terlalu tinggi.

Di belakang Pendekar Tongkat Emas ada nama-nama hebat sinema Indonesia kiwari: Mira Lesmana dan Riri Riza dari Miles Films sebagai produser, Ifa Isfansyah sebagai sutradara, serta Seno Gumira Ajidarma ikut menulis skenarionya. Di deretan pemain pun nama-nama bukan sembarang yang muncul: Christine Hakim, Reza Rahadian, serta Nicholas Saputra. Kedua adalah perkembangan genre "film silat" di luar Indonesia. Harap mafhum, "film silat" adalah frase generik bagi jenis film-film kungfu berlatar Tiongkok masa lampau.

Istilahnya wu xia. 15 tahun terakhir film silat atau film kungfu menemukan puncak estetisnya. Ang Lee, sutradara kelas Oscar asal Taiwan membuat film silat Crouching Tiger, Hidden Dragon (1999). Film itu tidak saja membuat film silat naik pamornya ke ranah arus-utama (mainstream) dalam arti tak hanya disukai penggemar film silat; lebih dari itu, filmnya juga disukai kritikus film bahkan menjadi unggulan Oscar. Namun, setelah menontonnya, saya rupanya terlalu berharap. Pendekar Tongkat Emas gagal menjadi Crouching Tiger, Hidden Dragon rasa Indonesia. Ifa Isfansyah batal Ang Lee. Nah, kelemahan utama Pendekar Tongkat Emas justru pada adegan silatnya. Tidak ada adegan duel yang bikin penonton berdecak kagum saat melihat para pelakonnya memamerkan ilmu silatnya.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait