Pengertian

Skoliosis adalah gangguan pada tulang belakang yang ditandai dengan kelengkungan abnormal pada tulang tersebut. Normalnya, tulang belakang memebntuk kurva dari bahu ke bawah dan terlihat lurus dari belakang. Tulang hanya akan terlihat sedikit melengkung jika dilihat dari samping.

Sedangkan pada penderita skoliosis, tulang terlihat melengkung ke samping meski dilihat dari arah belakang. Lengkungan biasanya membentuk huruf “S”atau “C”.

Terdapat tiga jenis skoliosis, yaitu:

  • Skoliosis idiopatik
  • Skoliosis congenital
  • Skoliosis neurologis

Skoliosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu:

  • Masalah jantung dan paru-paru. Pada kasus skoliosis yang parah atau tulang belakang yang melengkung lebih dari 70 derajat, penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas. Selain itu jantung juga akan mengalami kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh akibat tertekannya jantung dan paru-paru oleh rongga dada.
  • Masalah punggung. Biasanya nyeri punggung jangka panjang dan artritis banyak dikeluhkan oleh orang dewasa yang menderita skoliosis sewaktu kecil.

Diagnosis

Diagnosis skoliosis dapat dilakukan lewat pemeriksaan fisik. Pemeriksaan meliputi area bahu, tulang belakang, tulang rusuk, dan pinggul. Tujuannya adalah untuk melihat adanya lengkungan abnormal atau tonjolan pada bagian tersebut.

Selain pemeriksaan fisik, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Sinar X dan rontgen. Penggunaan prosedur radiasi diperlukan untuk mendapatkan gambaran citra tulang belakang.
  • MRI. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakangelombang radio dan magnet untuk mendapatkan citra tulang belakang dan jaringan di sekitarnya.
  • CT Scan. Proses pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran kerangka tulang dalam bentuk 3 dimensi.

Skoliosis

Gejala

Dari riwayat penyakitnya, pertama-tama tidak dikeluhkan adanya nyeri. Biasanya skoliosis baru disadari oleh orangtua ketika anak beranjak besar, yaitu terlihat bahu yang tidak sama tinggi atau pinggul yang tidak sama. Pada keadaan ini, biasanya derajat pembengkokan kurva sudah lebih dari 30 derajat.

Pengobatan

Pengobatan skoliosis dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan lengkungan tulang belakang. Selain itu dokter juga akan mempertimbangkan faktor usia dan jenis skoliosis. Namun pada umumnya, penanganan yang dapat dilakukan adalah:

  • Observasi. Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu 25 derajat pada tulang yang masih tumbuh atau 50 derajat pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saat usia 19 tahun.
  • Orthosis. Ini merupakan penggunaan alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah derajat pembengkokan sekitar 30-40 derajat, terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.
  • Operasi. Tidak semua skoliosis memerlukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah progresifitas peningkatan derajat pembengkokan 40-45 derajat pada anak yang sedang tumbuh, terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis, terdapat derajat pembengkokan 50 derajat pada orang dewasa.

Penyebab

Penyebab skoliosis dapat dibedakan sesuai dengan jenisnya, antara lain:

  • Skoliosis idiopatik
    Pada skoliosis tipe ini tidak diketahui penyebab yang pasti. Itulah sebabnya skoliosis sulit untuk dicegah. Namun hamper 80 persen penderita skoliosis termasuk dalam kategori ini.

  • Skoliosis kongenitas
    Skoliosis tipe ini disebabkan karena proses pembentukan tulang belakang yang tidak sempurna/ atau tumbuh normal sewaktu bayi masih dalam kandungan.

  • Skoliosis degeneratif
    Jenis skoliosis yang satu ini terjadi akibat kerusakan tulang belakang yang berlangsung secara perlahan-lahan. Beberapa penyakit seperti Parkinson dan osteoporosis diduga turut memicu terjadinya skoliosis degeneratif.
Loading