Liputan6.com, Jakarta Remaja asal India, Preeti Kumari Rai (17) berani mengambil risiko mulai dari kelumpuhan hingga kematian jelang operasi untuk memperbaiki tulang tubuhnya yang bengkok.
Sejak usia delapan tahun, Preeti didiagnosa alami skoliosis bawaan tingkat parah. Lebih dari 10 dokter di berbagai rumah sakit di New Delhi ungkap tak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasi tulangnya. Namun, kini ada seorang ahli bedah yang berusa koreksi kelengkungan tubuhnya.
Baca Juga
Risiko tindakan operasi ini sangat besar. Bisa saja ia tidak bisa bertahan pascaoperasi alias meninggal atau akan alami kelumpuhan. Mengetahui risiko besar itu, Preeti tak takut, ia bertekad berusaha melakukan agar bisa hidup 'normal'.
Advertisement
"Aku sangat gembira akan operasi ini. Aku tak gugup sama sekali. Yang kuuinginkan untuk mendapatkan yang lebih baik. Aku sudah mengatkan kepada para dokter bahwa siap untuk mengambil risiko termasuk kelumpuhan," ungkap Preeti seperti dikutip laman Daily Mail, Senin (30/11/2015).
Masa depan yang mungkin lebih indah bagi Preeti ini berawal dari pertemuannya dengan dokter Radha Gopal Krishnan di Apollo Hospital, New Delhi, India. Dokter Radha megnatkan akan berusaha meningkatkan kualitas hidup Preeti.
"Saya telah melihat ada banya anak-anak dengan tulang punggung yang melengkung, namun tidak pernah melihat seperti yang Preeti alami," tutur dokter Radha.
Menurut dokter Radha, jika sejak usia dini Preeti jalani operasi, tulang belakangnya tak akan separah sekarang. Namun sayang, tak ada dokter yang peduli untuk melakukan tindakan terbaik untuknya.
Dokter Radha meyakini, tulang belakang Preeti yang melengkun parah disebabkan kecacatan lahir di sumsum tulang belakang.
"Saya tidak bisa membuatnya seperti orang normal, namun setidaknya saya bisa memperbaiki deformitas," ungkap dokter Radha.
Dokter ini pun ungkapkan risiko besar memang ada dibalik operasi ini. Namun ia berusaha yang terbaik.