Diakuisisi Facebook, Bos Oculus VR Diancam Dibunuh

Co-founder Oculus VR, Palmer Luckey, mengaku dirinya kerap mendapatkan ancaman pembunuhan setelah pengumuman akusisi Oculus VR-Facebook.

oleh Adhi Maulana diperbarui 02 Apr 2014, 17:22 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2014, 17:22 WIB
Diakuisisi Facebook, Bos Oculus VR Diancam Dibunuh
Oculus Rift (edgeonline.com)

Liputan6.com, California Facebook telah secara resmi mengumumkan kesepakatannya untuk membeli Oculus VR, perusahaan di balik terciptanya perangkat teknologi virtual reality, Oculus Rift. Proses akuisisi itu dikabarkan bernilai USD 2 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun.

Langkah Facebook untuk membeli perusahaan pengembang teknologi yang bermarkasi di Irvine, California itu memang mengundang berbagai respon dari khalayak. Banyak di antara mereka yang mencoba menerka langkah apa yang akan dilakukan Facebook dengan memanfaatkan teknologi virtual reality yang dikembangkan oleh Oculus VR.

Selain itu, terdapat pula respon negatif yang ditujukan pada tim pengembang Oculus VR. Bahkan co-founder Oculus VR, Palmer Luckey, mengaku dirinya kerap mendapatkan ancaman pembunuhan setelah pengumuman akusisi Oculus VR-Facebook dilakasanakan.

"Kami berharap reaksi negatif ini hanya bersifat sementara, tak ada orang yang mau mendapatkan ancaman pembunuhan dan pelecehan, terutama jika sampai melibatkan keluarga kami di rumah," ungkap Palmer seperti yang dilansir laman Gamespot, Rabu (2/4/2014).

Oculus VR sendiri sejauh ini telah berhasil merilis perangkat virtual reality berbentuk kacamata yang diberi nama Oculus Rift. Sejak muncul pertama kali di geralaran CES 2012 lalu, Oculus Rift baru dioptimalisasi sebatas pada segmen game. Facebook diperkirakan memiliki rencana lain di luar segmen game dengan teknologi yang dimiliki Oculus VR itu.

Sebagai perusahaan, Oculus VR sendiri sudah menghasilkan pendapatan sekitar USD 2,4 juta dari hasil penjualan Oculus Rift. Perusahaan ini juga telah menerima pendanaan sebesar USD 93,4 juta dari Spark, Matrix, Founders Fund, Formasi 8, BIG Ventures, dan Andreessen Horowitz.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya