Liputan6.com, Jakarta - Bisnis pengembangan aplikasi berkembang begitu pesat seiring tumbuhnya jumlah pengguna perangkat mobile. Berbagai platform perangkat mobile berlomba-lomba untuk memperkaya ekosistem aplikasi di masing-masing toko aplikasi. Apple AppStore bagi perangkat iOS dan Google Play Store untuk perangkat Android sejauh ini masih menjadi yang paling unggul.
Co-founder dan CEO Altermyth Studio, Dien Wong mengungkapkan, sejauh ini platform Android masih menjadi prioritas utama bagi para pengembang aplikasi untuk memasarkan produk besutannya. Meski dari segi pendapatan finansial belum semenguntungkan platform iOS, namun popularitasnya menjadi daya tarik utama para pengembang aplikasi untuk 'memajang' produk besutannya di Google Play Store.
"Perangkat Android digunakan banyak orang, sangat banyak malahan. Hal itu merupakan alasan utama kenapa para pengembang aplikasi tertarik menaruh produknya di Google Play Store. Meski sebenarnya secara finansial Apple AppStore mungkin lebih menggiurkan," ungkap Wong pada gelaran NXTCON 2014.
Keunggulan toko aplikasi Android didukung oleh sifat dasarnya yang merupakan sistem operasi berbasis Linux (Open Source). Arsitektur Open Source memungkinkan pihak ketiga -- pengembang aplikasi -- untuk secara bebas mengembangkan aplikasi-
aplikasi dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK).
Menariknya lagi, dari sekian banyak aplikasi yang tersedia bagi platform Android, lebih dari setengahnya tidak berbayar. Menurut data yang dikeluarkan perusahaan riset Distimo, pada Juni 2013, 57% aplikasi di Google Play Store adalah aplikasi tak berbayar alias gratis.
Meski lebih didominasi aplikasi gratis, tidak berarti toko aplikasi Google PlayStore tidak mendatangkan keuntungan bagi para pengembang. Keuntungan tersebut datang dari pengiklan yang dapat menyisipkan iklannya dalam aplikasi.
Bila pengguna aplikasi mengklik iklan tersebut, pengembang bisa mendapat keuntungan sekitar US$ 0,01 – 0,05. Untuk aplikasi berbayar, Google menerapkan kebijakan pembagian keuntungan sebesar 70% untuk pengembang dan 30% untuk Google.
Laporan VisionMobile juga menunjukkan pendapatan rata-rata yang bisa diperoleh developer dari aplikasi yang diluncurkan untuk sistem operasi Android adalah US$ 4.700, sementara iOS lebih besar, yaitu mencapai US$ 5.200 per bulannya.
Android Paling Menggiurkan bagi Pengembang Aplikasi
Keunggulan toko aplikasi Android didukung oleh sifat dasarnya yang merupakan sistem operasi berbasis Linux (Open Source).
diperbarui 09 Mei 2014, 13:40 WIBDiterbitkan 09 Mei 2014, 13:40 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
CIA: COVID-19 Lebih Mungkin Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China
Kevin Sanjaya Sukamuljo Turun Gunung, Hadapi Ahsan/Hendra di Laga Ekshibisi Perpisahan
Prabowo Akui Banyak Belajar dari PM India Narendra Modi soal Pemberantasan Kemiskinan
Libur Panjang Hemat, Ini Promo Dufan, TMII, hingga Taman Safari Januari 2025
Tanda Jantung Tak Sehat, 10 Hal Ini Menandakan Kadar Kolesterol Tinggi Tak Terkendali
Cara Membagi Warisan Menurut Islam: Panduan Lengkap dan Adil
Kumpulan Foto Hoaks Sepekan: Masjid Selamat dari Kebakaran di California hingga Gedung Facebook di Los Angeles Terbakar
BEI Pekan Ini: Bursa Karbon Internasional Diresmikan
Alex Pastoor Cuma Beli 5 Pemain di Bursa Transfer, Termahal Rp3,6 Miliar
KPK Geledah Rumah Djan Faridz, Punya Kekayaan hampir Rp 1 Triliun
Nicholas Saputra Ganti Profil IG Setelah 6 Tahun, Disebut Mirip Atta Halilintar
Polisi Ungkap Kasus Pemalsuan KUR, Tersangka Gunakan Data Orang Lain