Telkomsel Incar 100.000 Brand Iklan Mobile Tahun Ini

Untuk mencapai optimisme itu, Telkomsel memiliki sejumlah amunisi dalam mengembangkan iklan mobile.

oleh Andina Librianty diperbarui 10 Jul 2014, 19:29 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2014, 19:29 WIB
Aplikasi mobile
(foto: www.techwyse.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan penggunaan ponsel di Tanah Air membuka banyak peluang bisnis baru, termasuk untuk iklan mobile. Sebagai operator telekomunikasi, Telkomsel melihat ada peluang besar dalam industri ini.

Vice President Digital Advertising Telkomsel, Haryati Lawidjaja, mengatakan bahwa saat ini perusahaan memiliki total klien mencapai puluhan ribu brand, dengan pertumbuhan 20-30 persen tiap bulan. Dengan perkembangan iklan mobile yang diprediksi akan semakin pesat, perempuan yang akrab disapa Fey ini optimis Telkomsel bisa menggaet klien dengan total 100 ribu brand pada tahun ini.

"Bisnis digital Telkomsel belum terlalu besar, tapi pertumbuhannya paling tinggi karena mencapai triple digit. Untuk tahun 2012-2013, pertumbuhan iklan digital kita tumbuh 150 persen," jelas Fey kepada para awak media di kantor Telkomsel, Wisma Mulia, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Untuk mencapai optimisme itu, Telkomsel memiliki sejumlah amunisi dalam mengembangkan iklan mobile, di antaranya terus berinovasi dengan teknologi produk baru yang relevan, dan memperluas distribusi hingga ke luar Jakarta. "Popularitas brand Telkomsel juga menjadi faktor pendukung dalam menumbuhkan bisnis ini," sambungnya.

Dalam menjalankan iklan mobile, operator yang memiliki 135 juta pelanggan ini bekerjasama dengan agensi media, content provider (CP), dan media seller, sebagai mitra usaha atau perpanjangan tangan dalam berhubungan dengan para pelaku usaha di Indonesia.

Adapun bentuk iklan mobile Telkomsel, kata Fey, terdiri dari beberapa bagian, antara lain display seperti banner, SMS, kupon mobile, dan reward. Namun untuk iklan mobile sendiri, menurut Fey saat ini feature phone masih mendominasi dari segi volume.

"Dari segi volume, feature phone masih besar dengan 60 persen, sedangkan smartphone baru 40 persen. Kami pun sangat optimis bahwa iklan mobile di Indonesia akan tumbuh pesat," ungkapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya