Kaleidoskop Teknologi Juni: Ponsel Supercopy Banyak Diburu

Yang mengejutkan, smartphone tiruan ini sangat mirip dengan aslinya. Istilahnya supercopy (replika atau KW super).

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 23 Des 2014, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2014, 18:00 WIB
Ilustrasi Ponsel Replika
Ilustrasi Ponsel Replika (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Hampir setiap orang sudah menggunakan smartphone. Wajar saja jika angka penjualan smartphone terus melambung. Dengan beragam fitur canggih yang ditawarkan, harga smartphone --terutama smartphone flagship-- pun dibanderol tinggi. 

Sadar banyak orang yang menginginkan smartphone merek terkenal namun tak punya cukup dana, sejumlah supplier menjajakan versi tiruannya. Yang mengejutkan, smartphone tiruan ini sangat mirip dengan aslinya. Istilahnya supercopy (replika atau KW super).

Smartphone supercopy ini marak dipasarkan di dunia maya oleh sejumlah supplier, mulai dari situs jejaring sosial Facebook, blog yang khusus dibuat untuk menjual smartphone supercopy hingga BlackBerry Messenger. 

Smartphone supercopy cukup banyak diminati karena harga jualnya lebih murah dibanding aslinya. Apalagi dari penampilan fisik, smartphone supercopy terlihat sama persis dengan aslinya. Beberapa smartphone supercopy yang banyak dijajakan di internet antara lain: Samsung Galaxy S4, S5, Note 2, Note 3, iPhone 5S dan 5C, hingga BlackBerry Z10. 

Menurut pengakuan salah satu penjual smartphone supercopy di Jakarta yang kami hubungi, secara umum smartphone yang banyak dibuat tiruannya adalah smartphone premium yang harganya mahal. Dari sisi fungsi, smartphone supercopy tidak menawarkan semua fitur bawaan yang ditawarkan smartphone aslinya.

Di Gorontalo saja, smartphone supercopy Galaxy S4 diklaim laris manis karena harganya yang relatif murah. Dari hasil penjualan Samsung Galaxy S4 replika saja, penjualnya mampu membeli satu unit sepeda motor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara menjual

Ilustrasi Ponsel Replika
Ilustrasi Ponsel Replika (Liputan6.com/Sangaji)

Dalam melakukan promosi, penjual biasanya memajang daftar tipe ponsel pintar dengan berbagai merek tertentu. Daftar ponsel yang tercantum disertai dengan spesifikasi lengkap dan banderol yang jauh lebih murah dibandingkan harga ponsel versi orisinal.

Beberapa penjual ada yang secara jujur menyebutkan bahwa produk yang ditawarkannya adalah supercopy dan ada juga penjual yang mengatakan bahwa produk yang dijajakan adalah asli, hanya saja itu merupakan ponsel black market atau produk yang dijual bukan melalui jalur resmi (ilegal).

Salah satu penjual yang kami wawancarai mengaku bahwa smartphone supercopy cukup diminati karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan produk aslinya.

Misalnya, Samsung Galaxy S5 yang ditawarkannya hanya seharga Rp 1,5 juta dan Samsung Galaxy Note 3 dibanderol Rp 2,4 juta. Padahal, Samsung secara resmi menjual Galaxy S5 seharga Rp 8,5 juta dan Galaxy Note 3 sekitar Rp 8 juta.


Kenapa konsumen beli ponsel KW

Ilustrasi Ponsel Replika
Ilustrasi Ponsel Replika (Liputan6.com/Sangaji)

Menurut pakar branding Silih Agung Wasesa, peredaran ponsel supercopy tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan gaya hidup masyarakat dalam menggunakan perangkat berteknologi canggih. Terlebih Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan daya konsumtif yang cukup tinggi.

Ponsel supercopy umumnya diminati masyarakat kelas menengah ke bawah atau yang kondisi finansialnya pas-pasan, tapi menginginkan sesuatu di luar kemampuannya. Mereka butuh pengakuan diri dan ingin dipandang mampu.

Kebanyakan dari mereka yang memberi produk replika butuh pengakuan diri dan ingin dipandang mampu. Ini terkait dengan harga diri. "Mereka yang membeli produk replika dan butuh pengakuan diri mencerminkan harga diri yang rendah," kata Agung.


Cara bedakan ponsel KW vs asli

Ilustrasi Ponsel Replika
Ilustrasi Ponsel Replika (Liputan6.com/Sangaji)

Cara membedakan ponsel supercopy sangat mudah, bisa dilihat dari kotak kemasan. Jika diperhatikan lebih detil, fisiknya juga akan berbeda dengan ponsel yang asli termasuk logo dan bobotnya lebih ringan. Harganya pun jauh lebih murah.

Bila secara fisik sulit untuk dibedakan, mungkin mengecek hardware adalah cara paling tepat yang dapat Anda lakukan untuk membedakan antara smartphone asli dan versi supercopy.

Cara termudah untuk mengecek hardware, khususnya prosesor pada ponsel supercopy adalah dengan menggunakan aplikasi CPU-Z. Dengan aplikasi ini, Anda dapat melihat keaslian dapur pacu yang diusung perangkat.

Selain mengecek hardware, menguji keabsahan software juga dapat Anda lakukan. Untuk kasus ponsel Galaxy S4, Anda bisa melakukan Display Test dengan mengetikkan kode *#0*# di menu panggilan telepon. Jika perangkat Anda asli, maka nantinya akan muncul tampilan konfigurasi tampilan display, jika tidak, maka perangkat Anda kemungkinan besar adalah versi supercopy.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya