Tips Menggunakan Gadget di Malam Hari

Mayo Clinic, sebuah lembaga studi psikologi mengklaim telah berhasil menemukan takaran kecerahan cahaya gadget yang tepat.

oleh Adhi Maulana diperbarui 14 Jan 2015, 08:06 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2015, 08:06 WIB
Tips Menggunakan Gadget di Malam Hari
Mayo Clinic, sebuah lembaga studi psikologi mengklaim telah berhasil menemukan takaran kecerahan cahaya gadget yang tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil studi yang dilakukan National Academy of Science belum lama ini menyebutkan bahwa gelombang cahaya panjang-pendek (short-wavelength) yang dihasilkan layar gadget (smartphone dan tablet) mampu mengganggu ritme 'sirkadian' sehingga tubuh sulit menentukan waktu tidur. Gelombang cahaya gadget diklaim menekan produksi hormon 'melatonin' yang berfungsi sebagai penghasil rasa kantuk.

Artinya, Anda akan merasa kurang lelah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa tertidur. Dan hal ini tentunya berdampak sangat buruk bagi kesehatan tubuh.

Namun tenang saja, bagi Anda yang sudah kadung terbiasa membawa gadget ke tempat tidur, kini diungkapkan ada sejumlah cara agar bahaya gelombang cahaya gadget dapat teratasi.

Dilansir laman Lifehacker, Mayo Clinic, sebuah lembaga studi psikologi mengklaim telah berhasil menemukan takaran kecerahan cahaya gadget yang tepat untuk digunakan sebelum tidur.

Menurut Mayo Clinic, takaran cahaya gadget yang tepat digunakan sebelum tidur adalah 30 Lux. Tingkat paparan cahaya ini masuk ke dalam kategori Lightning Step ke-2, alias remang.

Bila Anda sulit menentukan takaran 30 Lux pada gadget Anda, maka cara lain yang harus dilakukan adalah dengan menempatkan gadget Anda berjarak 14 inci (kurang lebih 35 cm) dari mata.

Sebelumnya hasil penelitian yang melibatkan badan amal dan perusahaan teknologi di Inggris juga mengatakan bahwa penggunaan perangkat gadget yang terhubung ke internet dapat merangsang otak dan mencegah anak-anak untuk tidur di malam hari.

Menurut survei yang melibatkan lebih dari 2.200 murid, peneliti menemukan hampir setengah dari mereka mengaku seperti `dikendalikan` oleh internet dan perangkat genggam. Hal itu memunculkan kesimpulan, 4 dari 10 murid di sekolah menengah saat ini hampir merasa tidak berdaya ketika tidak memakai smartphone.

Sementara itu peneliti juga menemukan sekitar dua pertiga dari siswa-siswi mengaku kerap menggunakan perangkat genggam ketika ingin tidur di malam hari. (dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya