Perselingkuhan Bos jadi Biang Keladi Gagalnya Google Glass?

Menurut hasil penulusuran jurnalis New York Times Nick Bilton, Sergey Brin adalah orang yang bertanggung jawab atas gagalnya Glass.

oleh Adhi Maulana diperbarui 06 Feb 2015, 09:05 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2015, 09:05 WIB
Perselingkuhan Bos jadi Biang Keladi Gagalnya Google Glass?
Menurut hasil penulusuran jurnalis New York Times Nick Bilton, Sergey Brin adalah orang yang bertanggung jawab atas gagalnya Glass.

Liputan6.com, Jakarta - Tak kunjung dirilis ke pasaran karena proses pengembangannya yang 'merepotkan'. Di bulan Januari 2015 kemarin, Google pun telah memutuskan untuk tidak lagi mengembangkan Google Glass.

Ironis memang, padahal sebelumnya kacamata pintar ini digadang-gadang bakal menjadi jenis perangkat anyar yang mampu menggantikan fungsi smartphone di masa mendatang. Namun kini pihak Google pun menyerah untuk memperjuangkannya.

Google tercatat hanya mampu menghadirkan sekitar 100 aplikasi yang kompatibel dengan Google Glass. Jumlah tersebut tentunya sangat sedikit untuk sebuah perangkat inovatif.

Namun apa mau dikata, sudah banyak pengembang aplikasi yang kadung menyerah mengembangkan aplikasi untuk Google Glass. Mayoritas di antara mereka mengaku kesulitan menyesuaikan konsep aplikasi besutannya dengan spesifikasi dan antarmuka Google Glass yang berupa sebuah kacamata.

Menurut hasil penulusuran jurnalis New York Times Nick Bilton, ada satu orang yang dianggap paling bertanggung jawab atas gagalnya pengembangan Google Glass.

Orang itu adalah salah satu founder Google, Sergey Brin. Ya, Brin yang juga menjabat sebagai ketua tim Google X --tim yang mengerjakan Google Glass dan perangkat inovatif Google lainnya-- dinilai banyak karyawan terlalu memaksakan proyek Google Glass.

Padahal mayoritas insinyur yang tergabung di tim Google X sangat pesimis dengan perkembangan Google Glass. Namun sang bos besar justru malah merilis Google Glass pada awal tahun 2013 untuk kalangan terbatas, khususnya para pengembang dan wartawan.

Hasilnya adalah sebuah petaka. Deretan review negatif dari para wartawan bergentayangan di dunia maya. Strategi yang diambil Brin menjadi bumerang bagi Google. Citra Google Glass langsung hancur.

Keadaan diperparah dengan gosip asmara terlarang antara Brin dengan Marketing Manager Google Glass, Amanda Rosenberg.



Kabar miring ini langsung membuat gerah para insinyur ahli di tim Google X. Banyak di antara mereka yang memilih mengundurkan diri paska berita perselingkuhan Brin terekspos media.

Pasalnya selain ketahuan berselingkuh, kisah cinta diam-diam antara Brin dan Amanda juga diyakini sebagai pemicu mundurnya Vice President of Product Management Android, Hugo Barra, yang kini bergabung dengan Xiaomi. Brin, Amanda dan Hugo Barra terlibat skandal cinta segi tiga. 

(dhi/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya