Liputan6.com, Jakarta - Bicara tentang fashion, nama Zalora mungkin sudah tidak asing lagi terdengar. Meski baru 3 tahun hadir, Zalora sudah dikenal sebagai salah satu pemain fashion retail online terbesar di Indonesia.
Sama seperti perusahaan lainnya, Zalora juga merintis karir dari bawah. Di awal berdiri, mereka hanya memiliki 5-6 karyawan dan berkantor di sebuah rumah di Kemang. Dan Zalora tumbuh sangat cepat, sekarang sudah memiliki hampir 600 orang karyawan.
Dalam wawancara khusus kami dengan CEO Zalora, Frederik Thomassen, ia mengatakan bahwa pada awalnya Zalora dan Lazada berada dalam satu kelompok usaha, namun kemudian memutuskan untuk berpisah.Â
"Lazada adalah brand baru yang kami ciptakan untuk menangani kategori yang lain, sedangkan Zalora dikhususkan untuk tata busana (fashion)," papar Thomassen.
Beragam strategi diterapkan Zalora untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen, salah satunya dengan memberikan pilihan barang dan harga yang lebih baik. Di Zalora, Anda juga bisa mengembalikan barang yang dibeli dalam waktu 30 hari tanpa embel-embel apapun.
Belanja saat ngantor
Satu hal menarik yang disampaikan Thomassen kepada tim Tekno Liputan6.com adalah mengenai pola belanja online orang Indonesia yang 'unik'. Menurutnya pola orang Indonesia berbelanja online sangat berbeda dibanding negara lainnya.
"Pada dasarnya, di Indonesia, kebanyakan orang belanja ketika mereka seharusnya sedang bekerja. Sedangkan di negara lain orang kebanyakan berbelanja di malam hari ketika sedang tidak bekerja," ungkapnya.
Thomassen melihat orang Indonesia lebih banyak belanja online saat di kantor karena mengandalkan koneksi internet di kantor yang lebih baik.
Mengenai trafik, Thomassen mengatakan sedikit sekali transaksi belanja online yang terjadi pada malam hari, termasuk di saat weekend atau hari libur trafik juga menurun.Â
"Jam 9 pagi saat orang tiba di tempat kerja mulailah terjadi pembelanjaan. Dan saat makan istirahat penjualan turun lagi, dan naik lagi sampai orang selesai bekerja kira-kira jam 6," jelasnya.
Lalu barang apa saja yang banyak diincar konsumen di Zalora? Simak wawancara kami selengkapnya dengan Thomassen lewat video di bawah ini. Video-video lainnya dari kanal Tekno Liputan6.com bisa dilihat di http://video.liputan6.com/tekno.
(dew)
CEO Zalora: Orang Indonesia Belanja Online Saat Ngantor
Pola orang Indonesia berbelanja online menurut CEO Zalora, Frederik Thomassen sangat berbeda dibanding negara lain.
diperbarui 18 Mei 2015, 13:25 WIBDiterbitkan 18 Mei 2015, 13:25 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tanda-Tanda Retinoblastoma pada Anak Sejak Dini
Turun Gunungnya Jokowi Disebut Ada Kaitannya untuk Kepentingan Politik di 2029
Arti Mimpi Memeluk Wanita dari Belakang: Makna Tersembunyi di Balik Pelukan
Tok, Proyek Migas UCC Tangguh Kantongi Investasi Rp 110 Triliun
Ketika Orang Beriman Sakit, Ini Sebenarnya yang Terjadi Kata Buya Yahya
Elnusa Mulai Survei Seismik Perdana di Area Tambang Batu Bara di Kalsel
Ini Aset yang Disita Polisi Terkait Judi Online yang Libatkan Pegawai Komdigi, Jumlahnya Miliaran Rupiah
Arti Mimpi Dirampok dan Mau Dibunuh: Makna Tersembunyi di Balik Mimpi Menakutkan Ini
Kementan Punya Jurus Ampuh Jawab Tantangan Regenerasi Petani di Indonesia
Top 3 Berita Hari Ini: Maarten Paes dan Luna Bijl Liburan di Bali, Tonton Tari Kecak sampai Makan Bubur Ayam
Apa Arti Siu: Menguak Misteri di Balik Selebrasi Ikonik
Max Verstappen Kunci Gelar Juara F1 2024, Lando Norris Bidik Gelar 2025