Balon Internet Google Masuk Indonesia, Ini Komentar XL

CEO XL Axiata Dian Siswarini menyambut baik pengadaan akses internet lewat Project Loon.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 21 Okt 2015, 12:14 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 12:14 WIB
Google Bakal Sediakan Koneksi Internet untuk Wilayah Terpencil
Koneksi internet tersebut akan dibawa oleh balon udara yang diberi nama `Project Loon`

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memboyong balon internet Google, atau yang dikenal dengan Project Loon, ke Indonesia untuk menyediakan akses internet di wilayah yang sulit dijangkau.

Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menilai, keberadaan balon internet Google akan merugikan industri telekomunikasi karena mereka telah membangun jaringan di seluruh Indonesia. Lalu bagaimana tanggapan XL?

Dalam diskusi santai dengan beberapa awak media kemarin, CEO XL Axiata Dian Siswarini menyambut baik pengadaan akses internet lewat Project Loon. Menurut Dian, jika ada alternatif teknologi yang bisa memberikan layanan internet untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan jaringan teresterial, itu adalah sesuatu hal yang positif.

"Indonesia punya banyak pulau. Sulit bagi kami kalau pakai teresterial network untuk meng-cover tempat-tempat tersebut, kalaupun bisa itu akan sangat mahal," jelas Dian.

Wanita yang sudah bekerja selama 19 tahun di XL Axiata ini mengklaim, siapapun institusi yang melakukannya, jika ada alternatif teknologi yang bisa memberikan akses lebih murah, ini akan sangat bagus.

Namun, kata Dian, ada hal lain yang harus diperhatikan yakni dari sisi economical.

"Jika nanti harga untuk memberikan layanan tersebut sama mahalnya dengan yang teresterial, tentu jadi tidak menarik. Sampai saat ini, yang kita tahu ini (balon internet Google) masih dalam tahap trial jadi kita belum tahu bisnis modelnya," ungkap Dian.

Dian tak menampik bahwa pihaknya bakal tertarik bekerja sama dengan balon internet Google jika business modelnya menarik.

"XL belum pasti akan bekerjasama, tapi kita akan lihat dulu model bisnisnya seperti apa, apakah alternatif teknologi itu applicable dan economical. Cuma sampai sekarang kita belum dapat detilnya mengenai bisnis model dan juga detil teknis dari pihak sana," ujarnya lagi.

Dian mencontohnya program Internet.org yang digagas Facebook. Saat Facebook membuat Internet.org, XL merasa bisnis modelnya tidak cocok sehingga memilih untuk tidak bergabung, meski secara konsep Internet.org bagus.

(dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya