Liputan6.com, New York - Siapa bilang impian manusia untuk terbang hanya isapan jempol belaka? Keinginan untuk terbang bebas di langit rupanya tak lama lagi akan menjadi kenyataan.
Pasalnya, perusahaan perangkat aviasi Jetpack Aviation berhasil menciptakan mesin jetpack -- JB-9, dengan menggunakan teknologi jetpack yang telah dikonsepkan sejak puluhan tahun lalu.
Dikutip tim Tekno Liputan6.com dari Gizmag, Rabu (11/11/2015), jetpack ini telah diuji coba dan telah meluncur pada pekan lalu dari sebuah kapal di New York, Amerika Serikat (AS). Mesin yang memiliki fisik `ransel besi` tersebut dikemudikan oleh David Mayman di atas perairan patung Liberty.
Baca Juga
Kabarnya, jetpack JB-9 menggunakan bahan bakar kerosene (minyak tanah) dan dua mesin jet vektor yang dapat membuatnya bisa melaju kencang. Bahkan, jetpack ini bisa membuat sang pilot mengendalikannya lebih dari 10 menit melayang di udara.
Ketika ditanya bagaimana sensasi terbang menggunakan JB-9, Mayman mengatakan pengalaman tersebut tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Rasanya seperti mimpi. Meski ini memang baru uji coba, terbang dengan JB-9 benar-benar akan membuatmu tidak percaya jika terbang di langit itu bisa menjadi kenyataan. Saya merasa seolah-olah menjadi superman, terbang melaju cepat dengan menggunakan jetpack ini,"
Video Mayman beraksi dengan JB-9 pun diunggah di jejaring berbagi video YouTube. Di video berdurasi 1 menit yang telah ditonton lebih dari 400 ribu kali tersebut, tampak Mayman melayang `santai` di atas perairan New York, lengkap dengan atribut jetpack dan helm, serta dirinya yang sibuk menggenggam dua buah tuas untuk mengendalikan mesin jetpack, dan sebuah stopwatch agar ia mengetahui berapa lama waktu ia mengudara.
Teknologi jetpack pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 silam dengan nama mesin `Rocketbelt`. Mesin jetpack ini didemonstrasikan di gelaran pembukaan Olympics pada tahun 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat.
Advertisement
Konsep dasar Rocketbelt pertama hanya bisa `mengangkat` manusia, meski memang terlihat sulit untuk dikendalikan. Namun, pengembangan teknologi jetpack dinilai masih tersendat-sendat karena diklaim menggunakan bahan bakar yang mahal dan hanya mampu terbang selama 30 detik, serta sangat berisiko membahayakan manusia.
(jek)