DeepSeek AI Kena Serangan Siber, Pesaing ChatGPT Batasi Pendaftaran Pengguna Baru!

DeepSeek AI, pesaing ChatGPT, mengumumkan layanan mereka terkena serangan siber besar-besaran, sehingga pendaftaran pengguna baru dibatasi sementara. Pengguna terdaftar masih dapat login seperti biasa.

oleh Yuslianson diperbarui 28 Jan 2025, 15:05 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 15:05 WIB
DeepSeek AI Kena Serangan Siber
DeepSeek AI Kena Serangan Siber, Pesaing ChatGPT Batasi Pendaftaran Pengguna Baru! (Liputan6.com/ Yuslianson)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Deepseek baru saja mengumumkan layanan kecerdasan buatan (AI) mereka menjadi korban serangan siber skala besar.

Akibatnya, layanan AI pesaing ChatGPT ini untuk sementara membatasi pendaftaran pengguna baru.

Pantauan tim Tekno Liputan6.com menunjukkan, hingga saat ini DeepSeek AImasih memasang pemberitahuan pendaftaran pengguna baru belum bisa dilakukan.

"Karena serangan siber berskala besar pada layanan DeepSeek, pendaftaran mungkin akan ramai. Harap tunggu dan coba lagi," sebagaimana dikutip dari situs DeepSeek, Selasa (28/1/2025).

Sementara untuk pengguna yang sudah mendaftarkan diri di layanan AI, mereka dapat login dan menggunakan DeepSeek seperti biasa.

"Pengguna terdaftar dapat masuk seperti biasa. Terima kasih atas pengertian dan dukungan Anda," tulis DeepSeek.

Sayangnya, laboratorium AI yang didirikan oleh Liang Wenfeng tersebut tidak mengungkap informasi lebih lanjut tentang seperti apa bentuk serangan siber tersebut.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apakah data pengguna layanan AI ini turut tedampak.

Selain itu, versi iOS dan Android dari DeepSeek juga dilaporkan mengalamai masalah. Hal ini terjadi setelah aplikasi tersebut memuncaki App Store dan Play Store.

Bagaimana tidak, lab AI yang didirikan oleh Liang Wenfeng ini diklaim lebih cepat dan terjangkau ketimbang ChatGPT buatan OpenAI.

DeepSeek AI ini langsung mencuri perhatian banyak pihak karena mampu menciptakan model AI hanya dalam waktu dua bulan, biaya kurang dari USD 6 juta, dan dikembangkan menggunakan chip Nvidia H800.

 

 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump Soal DeepSeek

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melemparkan pena ke arah kerumunan setelah menandatangani perintah eksekutif selama parade perdana di dalam Capital One Arena, Washington, DC pada 20 Januari 2025. (Jim WATSON/AFP)

Sontak kehadiran DeepSeek ini memicu respons dari Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump.

Dalam pernyataan yang dikutip dari South China Morning Post, Selasa (28/1/2025), Trump menyebut kehadiran AI asal China ini menjadi peringatan keras bagi sektor teknologi Amerika.

"Beberapa hari ini, saya membaca tentang China dan beberapa perusahaan di China, khususnya satu perusahaan, menemukan metode AI lebih cepat dan jauh lebih murah," ujar Trump.

 

Jadi Motivasi Perusahaan Teknologi AS?

<p>Ilustrasi AI. Credit: sdecoret/depositphotos.com</p>

Ia menambahkan, "peluncuran DeepSeek AI seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita, kita perlu fokus untuk bersaing demi menang, karena kita memiliki ilmuwan-ilmuwan terhebat di dunia”.

Persaingan AS dengan China di bidang AI semakin panas. Tampil dengan investasi besar-besaran, perusahaan teknologi China berhasil menyaingi inovasi yang sebelumnya didominasi AS.

Akan seperti apa langkah selanjutnya dari OpenAI atau Google terkait semakin populernya DeepSeek AI?

Apa Itu DeepSeek?

<p>DeepSeek AI (Foto: deepseek.com)</p>

Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.

Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.

Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.

Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, "kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan."

"Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien," ungkapnya.

  

Banner Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Banner Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya