Liputan6.com, Jakarta - Serangan teroris yang terjadi pada Jumat lalu, 13 November 2015, di Paris telah menewaskan sedikitnya 132 orang dan menyebabkan ratusan lainnya luka-luka. Penyerangan ini dikaitkan dengan Sony PlayStation 4 (PS4). Para penyerang disebut menggunakan konsol permainan itu untuk berkoordinasi dan merencanakan penyerangan.
Setelah perburuan tersangka berbalik ke Belgia, dengan bukti menunjukkan bahwa serangan itu direncanakan, telah ditemukan setidaknya satu unit PS4 di antara barang-barang lainnya. Demikian seperti dikutip dari laman Telegraph, Selasa (17/11/2015).
Beberapa hari sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Belgia, Jan Jambon, mengatakan bahwa PlayStation Network digunakan oleh teroris untuk melakukan serangan. Layanan komunikasi itu dikatakan sulit untuk dilacak.
"PlayStation 4 bahkan lebih sulit untuk dilacak ketimbang WhatsApp. Komunikasi yang paling sulit antara teroris ini adalah melalui PlayStation 4. Ini sangat sulit dilacak oleh layanan telekomunikasi kami, tidak hanya layanan Belgia tapi juga layanan internasional, untuk mendekripsi komunikasi yang dilakukan melalui PlayStation 4," kata Jambon pada sebuah acara debat di Brussels.
Berkaitan dengan isu tersebut, Sony mengakui bahwa ada sistem chatting yang berpotensi untuk disalahgunakan. Akan tetapi, perusahaan meyakinkan kepada konsumen bahwa mereka akan berkomunikasi kepada otoritas yang tepat setiap ada sesuatu yang mencurigakan.
"PlayStation 4 memungkinkan para gamer untuk melakukan komunikasi dengan semua perangkat yang terhubung. Ini memiliki potensi untuk disalahgunakan. Namun kami bertanggung jawab untuk melindungi pengguna dengan serius dan kami mendesak pengguna dan mitra untuk melaporkan kegiatan yang mungkin menyinggung, mencurigakan, atau ilegal."
Baca Juga
"Ketika kami mengidentifikasi atau diberitahu tentang perilaku tersebut, kami berkomitmen untuk mengambil tindakan yang tepat dengan pihak yang berwenang dan akan terus memantaunya," ujar Sony seperti yang dilaporkan Game Rant.
(isk/dew)**
Advertisement