Liputan6.com, Danau Toba - Sejak tahun lalu, Smartfren tengah 'membereskan' migrasi frekuensinya di lisensi 1.900 MHz ke 2.300 MHz. Migrasi ini dilakukan agar Smartfren dapat menggelar jaringan 4G.
Perlu diketahui, berdasarkan keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2014, Smartfren diwajibkan untuk memindahkan frekuensinya ke 2.300 MHz guna menghindari interferensi dengan frekuensi di sebelahnya di 2.100 MHz.
Smartfren sendiri hanya memiliki tenggat waktu hingga 2016 untuk memindahkan frekuensi 1.900 MHz ke frekuensi Broadband Wireless Access (BWA).
Ditemui di sela-sela break Network Drive Test Smartfren di Sumatera Utara, Munir Syahda Prabowo, Head of Network Special Project Smartfren, mengatakan bahwa sejauh ini kegiatan migrasi berjalan lancar.
"Hingga saat ini, proses migrasi 1.900 MHz berjalan tanpa kendala. Ya kami mengikuti saja aturan dari pemerintah. Jika diminta pindah, kami pindah," ujar Munir, Rabu (2/12/2015).
Baca Juga
Sayangnya, Munir enggan membeberkan berapa persen proses migrasi itu telah berjalan. Munir juga belum dapat memastikan kapan kegiatan migrasi itu akan rampung.
"Kami sih sebenarnya ingin agar kegiatan migrasi beres secepatnya. Semakin cepat malah semakin baik, karena frekuensinya bisa dipakai untuk mengembangkan jaringan 4G LTE," tambahnya.
Sekadar catatan, Smartfren menggunakan dua frekuensi untuk menggelar jaringan 4G, yakni 850 MHz (FDD) dengan lebar pita 5 MHz dan 2.300 MHz selebar 30 MHz (TDD).
(Cas/Why)