Liputan6.com, Jakarta - Saat ini keamanan teknologi informasi dapat dikatakan sebagai salah satu isu yang paling menarik perhatian. Tak hanya keamanan teknologi informasi dari sebuah perusahaan, namun isu keamanan personal juga menjadi perhatian.Â
Terlebih diprediksi di tahun depan, urusan keamanan teknologi informasi antara perusahaan dan personal akan semakin tipis. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa serangan akan menyasar pengguna sebagai pribadi. Hal ini diperkirakan akan berlaku tidak hanya di kalangan perusahaan, namun juga pribadi sebagai seorang end-user.
Ancaman juga diperkirakan akan lebih condong ke arah psikologis target ketimbang berfokus pada aspek-aspek teknis dari operasional serangan. Hal ini disebabkan serangan reputasi personal terbukti lebih efektif.
Prediksi tentang keamanan teknologi informasi di tahun 2016 ini disampaikan oleh Trend Micro, Jumat (11/12/2015) di kantornya di Jakarta. Dalam kesempatan itu, Andreas Kagawa selaku Country Manager Trend Micro Indonesia menuturkan beberapa prediksi keamanan teknologi informasi di tahun depan.Â
"Tahun 2016 serangan akan lebih gencar. Ini disebabkan vulnerability yang diperkirakan akan lebih besar lagi di tahun depan," ujar Andreas.Â
Lebih lanjut, Andreas juga menuturkan di tahun depan kasus pemerasan secara online masih akan terjadi. Dan, hal yang juga menjadi perhatian adalah ancaman ini tidak hanya akan mengincar data korban, seperti data yang berada di internet.
Serangan yang bertujuan untuk memeras uang korban disebut juga akan semakin meningkat. Salah satu indikatornya adalah kasus serupa di tahun ini, seperti antivirus palsu, trojan, bahkan crypto-ransomware yang tidak sedikit menelan korban.
Pola serangan
Pola serangan ke perusahan-perusahaan sasaran pun disebut akan sedikit berubah. Jika sebelumnya sebuah organisasi dapat hancur karena kebocoran data, nyatanya sebuah rahasia yang tidak seharusnya dibeberkan ke ruang publik pun dapat jadi penyebabnya.
Selain itu, beberapa perusahaan juga diketahui belum menyiapkan kebijakan keamanan yang cukup memadai. Tren ini disebut tidak akan banyak berubah di tahun depan. Sebab, masih banyak organisasi yang belum sadar untuk melindungi data mereka, termasuk data pelanggannya.
Jika pun ada perusahaan yang sudah menyadari hal tersebut, nyatanya masih jarang yang langsung menerapkan kebijakan tersebut. Tidak sedikit perusahaan yang tak kunjung meninjau ulang kebijakan keamanannya dengan peraturan dan syarat kelaikan terbaru.
Baca Juga
Terakhir, salah satu sasaran serangan yang juga potensial adalah serangan ke perangkat-perangkat pintar, seperti alat pemantau bayi, mobil, serta perangkat pintar lainnya. Tren penggunaan perangkat pintar di tahun depan tidak menutup kemungkinan semakin besar pula ancaman terhadapnya.
Apalagi dipastikan perangkat pintar tersebut harus terhubung dengan internet untuk menjalankan fungsinya sehingga akan semakin rentan jadi sasaran serangan.
Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa perangkat-perangkat itu belum bisa dipastikan mendapat patch keamanan secara berkala. Akibatnya, tidak hanya mengganggu kinerja perangkat pintar tersebut, namun juga dapat membahayakan penggunanya.
(Dam/Isk)
Advertisement