Liputan6.com, Washington - Sebuah platform olah pesan yang kini sedang berkembang, Slack, dikabarkan hendak dibeli oleh raksasa perangkat lunak, Microsoft, senilai US$ 8 miliar atau setara dengan Rp 104 triliun.
Namun, diberitakan Uber Gizmo seperti dikutip tim Tekno Liputan6.com, Senin (7/3/2016), upaya pembelian Slack tidak disetujui oleh CEO Microsoft Satya Nadella dan mantan CEO sekaligus pendiri Microsoft Bill Gates.
Disebut-sebut, Executive Vice President of Applications and Service Microsof Qi Lu merupakan orang yang berada di balik ide akuisisi tersebut.
Sayangnya, Lu tidak berhasil meyakinkan Nadella maupun Gates. Keduanya diberitakan tidak puas dengan ide tersebut. Sehingga, perusahaan yang bermarkas di Redmond Washington Amerika Serikat itu tidak meneruskan ide pembelian platform pesaing Skype itu.
Baca Juga
Sementara itu, dilansir dari Business Insider, Gates mengaku lebih senang mengeluarkan uang tersebut untuk pengembangan Skype. Menurutnya, lebih baik mengembangkan fitur-fitur aplikasi Skype bagi pebisnis.
Bagi Slack, meskipun Microsoft telah menawarkan harga US$ 8 miliar, perusahaan tersebut belum tentu akan menerima tawaran, atau bahkan akan meminta nilai yang lebih besar.
Sebab, Slack kini memiliki 2,3 juta pengguna. Sekitar 700.000 pengguna merupakan pengguna berbayar. Slack sendiri dilaporkan menerima investasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun yang mejadikannya sebagai startup bernilai US$ 4 miliar atau Rp 50 triliun.
(Tin/Cas)