NASA Deteksi 72 Objek Baru Dekat Bumi

Near-Earth Object Wide-Field Survey Explorer (NEOWISE) telah menandai 72 objek dekat Bumi yang belum dikenal secara saintifik.

oleh M Hidayat diperbarui 08 Apr 2016, 07:06 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2016, 07:06 WIB
Ilustrasi Ruang Angkasa
Ilustrasi Ruang Angkasa. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Untuk melindungi manusia dari asteroid dan komet yang dapat menghancurkan Bumi, para peneliti harus terlebih dahulu mengetahui di mana benda-benda tersebut berada di Tata Surya kita.

Hal itulah tengah dilakukan NASA dengan pesawat ruang angkasa Near-Earth Object Wide-Field Survey Explorer (NEOWISE). Sekarang, usai dua tahun melakukan studi, kita akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengintip apa yang telah ditemukan oleh NEOWISE.

Menurut NASA, sebagaimana dikutip dari Science Alert, Jumat (8/4/2016), NEOWISE telah menandai 439 objek dekat Bumi (Near-Earth Object, NEO). Istilah NEO ini mencakup asteroid dan komet yang (relatif) dekat dengan Bumi. Dari 439 NEO tersebut, 72 di antaranya belum dikenal secara saintifik.

NEOWISE awalnya disebut Wide-Field Infrared Survey Explorer (WISE), yang diluncurkan kembali pada 2009 lalu untuk menggambarkan langit dengan menggunakan kamera inframerah sensitif.

Lalu pada 2011 NASA menonaktifkan WISE dengan selesainya misi WISE. Tetapi NASA kembali mengaktifkan WISE dan menamainya menjadi NEOWISE pada Desember 2013 untuk membantu para astronom menemukan dan melacak NEO.

Selama tahun lalu, NEOWISE telah mengumpulkan lebih dari 5,1 juta gambar inframerah dan mengukur lebih dari 19.000 asteroid. Setelah analisis mendalam, NASA mengerucutkan jumlah tersebut menjadi 439. Sebanyak delapan di antaranya diklasifikasikan sebagai asteroid yang berpotensi berbahaya (Potentially Hazardous Asteroid, PHA).

"Dengan mempelajari penyabaran materi berwarna lebih terang dan lebih gelap, data NEOWISE memberi kita pemahaman lebih baik tentang asal-usul NEO, yang berasal dari salah satu bagian berbeda dari sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter atau populasi komet dingin," kata James Bauer, perwakilan peneliti misi ini.

(Why/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya