Peristiwa Supernova di Luar Angkasa Picu Evolusi Manusia?

Hipotesa itu muncul setelah penemuan material besi-60 di perairan Bumi

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Apr 2016, 09:56 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2016, 09:56 WIB
NASA
Gelembung biru di luar angkasa yang berhasil ditangkap oleh teleskop Hubble (sumber: mashable.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru disebut sedang berupaya menemukan fakta terkini mengenai proses evolusi manusia. Namun, tak seperti beberapa faktor sebelumnya yang kebanyakan berasal dari internal Bumi, faktor baru ini diperkirakan berasal dari luar angkasa. 

Sekelompok peneliti tengah mengembangkan kemungkinan adanya hubungan antara ledakan supernova jutaan tahun lalu yang diperkirakan mempengaruhi perkembangan awal manusia.

Mengutip informasi dari laman Tech Times, Selasa (12/4/2016), gagasan itu muncul setelah ditemukannya kandungan besi-60 yang ada di lautan Bumi. Material itu diprediksi merupakan hasil ledakan super besar dua supernova yang berjarak 325 tahun cahaya dari Bumi.

Ledakan pertama terjadi pada 8,7 sampai 6,5 juta tahun lalu, sementara ledakan kedua terjadi sekitar 3,2 sampai 1,7 juta lalu. Kedua ledakan tersebut yang diperkirakan mempengaruhi kondisi Bumi pada saat itu.

"Peneliti memang belum menemukan efek pasti antara ledakan tersebut dengan kondisi Bumi. Namun, bukan berarti informasi itu dibiarkan begitu saja," ujar Adrian Melott dari University of Kansas.

Salah satu yang menjadi indikasi adalah waktu ledakan tersebut yang ditengarai sama dengan munculnya kehidupan di Bumi. Berdasarkan perkiraan, sebuah ledakan supernova yang berjarak 30 juta tahun cahaya dapat mengakibatkan kepunahan massal di Bumi. 

Namun, jika jarak ledakan itu cukup jauh efek yang ditimbulkan menjadi lebih sedikit. Oleh sebab itu, ada kemungkinan efek ledakan supernova yang tak terlampau besar itu secara tak langsung mempengaruhi perkembangan kehidupan di Bumi. 

Para peneliti sendiri  sampai saat ini masih terus mengembangkan penelitian untuk dapat mengetahui efek perisitiwa tersebut pada Bumi.

Salah seorang peneliti dari Berlin Institute of Technology menyebutkan pihaknya masih berhati-hati untuk menentukan hubungan langsung antara dua peristiwa ledakan tersebut dengan evolusi manusia.

Pun demikian, tidak tertutup kemungkinan ledakan tersebut dapat mempengaruhi kondisi Bumi secara tak langsung. Salah satu perubahan yang mungkin terjadi adalah perubahan iklim, atau efek mutasi penting.

Sebagai informasi, material besi-60 sendiri sudah ditemukan sejak tahun 1999 dalam jumlah yang cukup banyak. Oleh sebab itu, beberapa peneliti memperkirakan sudah sejak lama Bumi mendapat material radioaktif dari luar angkasa.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya