Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah vendor asal Tiongkok tampaknya tengah bersuka ria. Menurut laporan International Data Corporation (IDC), perusahaan-perusahaan tersebut kini memiliki posisi penting dalam industri smartphone seiring dengan petumbuhan bisnis yang melejit.
Di tengah pertumbuhan pengapalan smartphone yang flat, ada perubahan besar di pasar. Merek Tiongkok yang sebelumnya kurang dikenal yaitu Oppo dan Vivo, berhasil menempati posisi empat dan lima di daftar vendor top dunia, menggeser Lenovo dan Xiaomi.
Vendor Tiongkok lain yaitu Huawei menempati posisi ke tiga. Posisi pertama dan ke dua ditempati Samsung dan Apple. Total pengapalan smartphone pada kuartal I 2016 mencapai 334,9 juta unit, hanya naik 0,2 persen dari kuartal I 2015.
Huawei, Oppo dan Vivo memperlihatkan pertumbuhan pengapalan year-over-year di atas 50 persen per kuartal I 2016. Huawei mengapalkan 27,5 juta unit atau tumbuh 58,4 persen dibandingkan kuartal I 2015.
Baca Juga
Baca Juga
Selanjutnya, Oppo mengapalkan 18,5 juta uni atau tumbuh 153, 2 persen. Sedangkan Vivo mengapalkan 14,3 juta unit dengan pertumbuhan 123,8 persen dibandingkan setahun yang lalu.
Kendati vendor Tiongkok menguasai tiga posisi vendor top, sebenarnya pasar di negara tersebut sudah mencapai tahap mature. Hal ini terlihat dari melambatnya minat terhadap smartphone secara dramatis karena "ledakannya" sudah mencapai puncak.
Advertisement
Kondisi di 2013
Pada 2013, pertumbuhan pengapalan smartphone year-over-year 62,5 persen, kemudian turun menjadi hanya 2,5 persen pada 2015. Sebaliknya, rata-rata harga jual (ASP) smartphone di negara tersebut naik dari US$ 207 pada 2013 menjadi US$ 257 pada 2015.
"Di luar Tiongkok, banyak dari merek-merek tersebut bisa dikatakan kurang dikenal. Kemampuan pertumbuhan vendor Tiongkok yang cepat untuk masuk ke pasar yang sudah matang seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, akan menjadi hal yang penting jika mereka berkeinginan mengejar Apple dan Samsung di posisi atas," jelas Manager Riset tim ponsel IDC, Anthony Scarsella, dalam keterangan resminya, Minggu (1/5/2016).
Berbeda dengan Huawei yang lebih dikenal di kancah internasional, kata Scarsella, merek Tiongkok lain harus lebih berusaha untuk mengantongi penjualan yang mengesankan di luar negara asalnya.
"Menjual jumlah yang sama mengesankannya di luar Tiongkok tetap menjadi tantangan untuk banyak merek-merek tersebut, baik itu Xiaomi, Lenovo, Oppo atau Vivo. Kemampuan mereka mendorong pertumbuhan lokal tidak lagi berlaku ketika berbicara soal ekspansi internasional, dimana para merek premium bersaing harga," ungkapnya.
(Din/Ysl)
Advertisement