Twitter Tepis Isu Akan Setop Layanan pada 2017

Kabarnya, rumor ditutupnya Twitter pada 2017 dilakukan oleh pengguna yang kecewa atas penangan media sosial itu soal perundungan siber

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 12 Agu 2016, 16:40 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2016, 16:40 WIB
Ilustrasi Twitter
Ilustrasi Twitter. Kredit: Tech Crunch

Liputan6.com, Jakarta - Kemarin linimasa Twittter sempat dihebohkan dengan tagar #SaveTwitter yang berhasil memuncaki Trending Topic. Tagar itu muncul karena situs microblogging itu disebut-sebut akan menutup layanannya pada 2017 mendatang.

Namun, kabar itu segera ditepis oleh Twitter. Menurut juru bicara Twitter, isu bahwa Twitter akan menutup layanannya merupakan kebohongan. "Tak ada informasi yang benar dari klaim tersebut," ujar juru bicara Twitter, dikutip dari Reuters, Jumat (12/8/2016).

Sebelumnya, jejaring sosial itu sempat dibanjiri tagar #SaveTwitter, dengan jumlah lebih dari 100 ribu kicauan. Belum dapat dipastikan, bagaimana isu tersebut berkembang begitu cepat.

Namun, sejumlah pihak menilai isu itu disebarkan pertama kali oleh pengguna yang kecewa atas tindakan Twitter terkait perundungan siber. Twitter dianggap tak mampu mengatasi masalah yang kerap terjadi di layanannya.

Twitter memang kerap dikritik karena dianggap tak cukup berusaha mengatasi aksi-aksi atau pernyataan yang menyinggung dan mengganggu.

Di sisi lain, Twitter memang berada dalam kondisi tak begitu bagus. Laporan kinerja kuartal pertama menyebut pertumbuhan pendapatan Twitter mengalami stagnan, lantaran kesulitan mendapatkan pengguna baru.

Saham Twitter pun anjlok 13,6 persen pada akhir perdagangan, 26 April 2016 lalu. Saham Twitter anjlok setelah pendapatan dari pengiklan besar dilaporkan akan berkurang dan prediksi pendapatan ternyata di bawah ekspektasi analis.

(Dam/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya