Liputan6.com, Jakarta - Dulu media sosial (medsos) cuma jadi wadah berbagi aktivitas keseharian pengguna: check in di lokasi favorit, mendengarkan musik, apa yang ditonton atau dibaca, unggah foto selfie, dan banyak kegiatan asyik lainnya.
Namun kini medsos kini tak sekadar lagi digunakan sebagai tempat berbagi informasi. Netizen memanfaatkan medsos sebagai tempat berbagi informasi berbau politik yang belum jelas sumbernya.
Alhasil, komentar-komentar yang menyulut emosi dan seharusnya tidak muncul berseliweran di linimasa. Apalagi kejadian itu sering terjadi saat ada kasus sensitif.
Advertisement
Lalu, sebagai netizen yang budiman, apa yang sebaiknya dilakukan agar tidak menuai "konflik" di medsos?
Baca Juga
Seperti disampaikan Enda Nasution, pendiri media sosial Sebangsa.com, netizen diimbau untuk tidak mem-posting komentar negatif dan provokatif. Untuk itu, mereka sebaiknya menulis komentar positif.
"Komentar positif di medsos bisa membuat mereka menghindari konflik. Sebaiknya, tulis pesan-pesan yang damai saja, saling mendoakan agar semua pihak kepalanya tetap dingin," kata pria yang dijuluki Bapak Blogger itu kepada Tekno Liputan6.com via pesan pendek, Jumat (2/12/2016).
Selain itu, Enda mengatakan komentar yang berisikan pesan damai dan mendoakan dinilai cukup untuk mewakili isi hati para netizen. Apalagi di tengah berlangsungnya Aksi Damai 2 Desember, sebaiknya netizen tidak perlu banyak berkomentar.
"Jangan terlalu banyak mengunggah status atau komentar. Jika ingin menyampaikan aspirasi, cukup sampaikan dengan ringkas tapi tetap positif. Lebih baik memantau dan menjaga emosi agar tidak ricuh di linimasa," pungkasnya.
(Jek/Isk)