Penurunan Tarif Selalu Jadi Biang Kerok Demo GrabBike dan Go-Jek

Sejumlah aksi demo yang dilakukan driver GrabBike dan Go-Jek salah satunya disebabkan tarif murah yang ditawarkan masing-masing layanan.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 16 Des 2016, 17:42 WIB
Diterbitkan 16 Des 2016, 17:42 WIB
20161003-Demo Ojek Online, Gojek-Jakarta
Massa driver Gojek membawa spanduk dan bendera merah putih saat berkumpul di jalan Asia Afrika, Jakarta, Senin (3/10). Mereka akan berkonvoi menuju kantor Gojek di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, untuk menyampaikan aspirasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian pengemudi GrabBike, Jumat (16/12/2016) dilaporkan telah melakukan demo dengan bentuk mogok massal. Kebanyakan dari pengemudi memilih untuk berhenti beroperasi dan melakukan aksi "One Day No Bid".

Akibat aksi tersebut, sejumlah penumpang mengeluhkan sulit untuk melakukan pemesanan layanan GrabBike. Aksi mogok ini sebenarnya berawal dari kekecawaan pengemudi atas tarif per kilometer yang diturunkan.

Menurut salah satu mitra GrabBike, kini tarif yang dipatok untuk per kilometer di bawah Rp 2.000, dari sebelumnya Rp 4.000. Rencananya, aksi yang dimulai sejak pukul 05.00 WIB ini akan berakhir pada 20.00 WIB.

Berdasarkan penelusuran tim Tekno Liputan6.com, aksi mogok karena penurunan tarif merupakan kali pertama dilakukan oleh pengemudi GrabBike. Tahun lalu, sejumlah pengemudi juga sempat melakukan aksi demo, tapi memiliki alasan berbeda.

Ketika itu, sejumlah mitra pengemudi mendatangi kantor GrabBike di Bendungan Hilir, Jakarta. Maksud dari kedatangan itu adalah untuk menarik gaji yang sudah dua minggu belum juga cair. 

Selain GrabBike, beberapa pengemudi Go-Jek juga pernah melakukan aksi serupa pada tahun lalu. Pengemudi Go-Jek dikabarkan berniat melakukan demo setelah ada perubahan kebijakan penurunan tarif dan bonus.

Tarif jarak per kilometer yag sebelumnya Rp 4.000 diubah menjadi Rp 3.000 per kilometer mulai 2 November 2015. Sementara bonus Rp 50.000 per hari sebelumnya didapat pengemudi.

Aksi tersebut juga kembali terjadi pada Agustus 2016. Alasan di balik aksi demo itu karena penurunan tarif yang dilakukan Go-Jek secara sepihak. Meskipun penurunan tarif tak terlalu besar, tapi regulasi baru membuat driver harus menjaga performa.

"Peraturan ini sekarang buat bikin pengemudi biar enggak nakal dan sering nolak pesanan. Kalau kita cancel, performa akan turun. Kalau batalin dua kali, kita bakal di-suspend dan enggak bisa narik selama 30 menit," ujar salah seorang pengemudi ketika itu.

(Dam/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya