Liputan6.com, Jakarta - Para driver Go-Jek dikabarkan akan kembali melakukan demonstrasi ke kantor pusat Go-Jek di wilayah Kemang, Jakarta, hari ini, Senin (15/8/2016). Alasan di balik aksi demo para driver itu disebabkan penurunan tarif yang dilakukan Go-Jek secara sepihak belum lama ini.
Salah satu driver Go-Jek yang ditumpangi tim Tekno Liputan6.com pada hari ini, membenarkan bahwa para driver Go-Jek memang akan melakukan demo di kantornya.
"Iya, pada mau boikot Go-Jek karena tarif diturunin. Untuk layanan Go-Food aja dengan jarak kurang dari 6 kilometer yang biasanya saya dapat Rp 16 ribu, sekarang cuma dapat Rp 12 ribu. Memang kecil sih turunnya, cuma kan itu bukan pendapatan bersih. Belum buat biaya parkir, bensin, atau juga biaya pulsa telepon," kata driver yang enggan disebutkan namanya ini kepada Tekno Liputan6.com
Ia melanjutkan, setelah tarif turun kebanyakan para driver kini menolak pesanan yang dilakukan. "Tarifnya ke sini semakin enggak masuk akal. Apalagi sekarang kita sulit dapat bonus," ia menambahkan. Lantas, bagaimana para driver sulit meraih bonus?
Baca Juga
Seperti diungkapkan driver asal Bendungan Hilir ini, pengemudi Go-Jek seharusnya mendapatkan bonus Rp 20 ribu setiap kali mereka telah melakukan order per 10 kali (dihitung per poin). Jika sudah berhasil mendapatkan 10 poin, akan ada bonus sebesar Rp 20 ribu.
"Kalau poinnya sudah 12 dapat Rp 40 ribu, nah kalau poinnya udah 14 dapat Rp 40 ribu. Nah totalnya sehari bisa Rp 100 ribu," katanya.
Hambatannya adalah, regulasi terbaru pada aplikasi Go-Jek buat para driver mengharuskan para pengemudi menjaga performa, alias Tingkat Penerimaan Pesanan mereka agar terus berada di atas angka 70 persen.
"Peraturan ini sekarang buat bikin pengemudi biar enggak nakal dan sering nolak pesanan. Kalau kita cancel, performa akan turun. Kalau batalin dua kali kita bakal di-suspend dan enggak bisa narik selama 30 menit," lanjutnya.
Alasan-alasan tersebut, menurutnya masuk akal jika membuat para driver Go-Jek 'gerah' dengan peraturan sepihak yang dibuat oleh pihak Go-Jek. Namun, driver ini tidak memilih untuk ikut demo ke kantor Go-Jek.
"Saya milih narik aja bang, yang demo itu udah panas sama peraturan ini. Biasanya yang driver-driver bolang (bocah petualang, sebutan orang yang suka melakukan perjalanan jauh dan tidak memiliki basecamp) juga cuek sama peraturan baru ini dan enggak ikut-ikutan boikot," pungkasnya.
Go-Jek kini disebut-sebut sebagai 'startup unicorn' karena belum lama ini perusahaan yang digawangi Nadiem Makariem itu baru saja mendapatkan kucuran dana segar Rp 7,2 triliun. Sayangnya, pendanaan terbaru dengan nilai yang tidak main-main ini malah menimbulkan perseteruan dengan para mitra pengemudi mereka.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Go-Jek belum memberikan konfirmasi atas masalah tersebut.Â
(Jek/Ysl)
Advertisement