Liputan6.com, Jakarta - Asisten virtual seperti Siri dan Alexa menjadi salah satu hal penting untuk masa depan teknologi. Perusahaan teknologi seperti Apple, Google, Amazon, Microsoft, Samsung, dan lain-lain berinvestasi dalam jumlah besar untuk asisten virtual.
Sebagian dari perusahaan teknologi bahkan menggunakan asisten virtual sebagai nilai jual untuk perangkat barunya. Sayangnya, ada sejumlah rintangan dalam penerimaan asisten virtual ke skala lebih luas.
Advertisement
Baca Juga
Penyebabnya cukup sederhana. Mengutip laman Business Insider, Rabu (1/2/2017), orang-orang rupanya masih enggan menggunakan asisten virtual di tempat umum.
Hal ini diketahui dari hasil survei yang dilakukan oleh Creative Strategies pada Juli 2016. Kebanyakan pengguna memakai asisten virtual seperti Siri dan Alexa di rumah (39 persen) atau di mobil (51 persen).
Sementara, saat pengguna berada di tempat umum, angka penggunaan asisten virtual hanya 6 persen. Begitu juga dengan saat berada di kantor, jumlah penggunaan hanya 1 persen. Artinya, saat pengguna tidak memiliki kenyamanan privasi dan saat tidak sibuk, jumlah angka penggunaan menurun.
Meski begitu, bisa dibilang bahwa makin familiar asisten virtual, makin banyak juga pengguna yang memakai jasanya. Nah, jika hal tersebut terjadi, diharapkan pemahaman asisten virtual juga akan makin membaik.
(Tin/Why)