Liputan6.com, Jakarta - Twitter memang berjuang sangat keras untuk mendapatkan pengguna baru, namun tak semua yang mendaftar bakal diterima di platform microblogging tersebut.
Buktinya, sebuah laporan transparansi aktivitas Twitter antara bulan Juli hingga Desember 2016 menunjukkan bahwa jejaring sosial tersebut telah memblokir akun dalam jumlah sangat banyak.
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan BGR yang Tekno Liputan6.com, Rabu (22/3/2017), jumlah akun yang dinonaktifkan sepanjang Juli hingga Desember mencapai angka 375 ribu akun. Jika dihitung, selama 2016 jejaring sosial besutan Jack Dorsey cs itu telah menonaktifkan lebih dari 630 ribu akun Twitter.
Twitter tak menyebutkan secara spesifik apa alasan pemblokiran sejumlah akun tersebut. Meski begitu, dari penjelasan diketahui bahwa jenis konten yang dibagikan oleh akun tersebut dilarang alias mengandung unsur ekstrem.
Selain menyediakan data statistik akun yang diblokir, Twitter juga memperbarui laporan transparansi dengan sejumlah data yang diminta pemerintah terkait akun-akun tertentu pada periode yang sama.
Perusahaan menyebut bahwa pemerintah Amerika Serikat meminta rincian informasi untuk 2.304 akun. Jumlah ini turun dibandingkan 6 bulan sebelumnya, yakni Januari sampai Juni 2016. Perusahaan pun memenuhi 82 persen dari permintaan tersebut.
Twitter juga mengungkapkan bahwa ada 412 emergency disclosure request alias permintaan pengungkapan akun dari pemerintah AS. Akun-akun tersebut diduga terkait dengan tindakan terorisme atau melukai diri sendiri.
(Tin/Ysl)