Liputan6.com, Jakarta - Dunia tengah dihebohkan dengan serangan ransomware WannaCry, di mana 99 negara terkena dampak serangan malware ganas tersebut, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, berdasarkan laporan yang diterima oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), serangan ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel AÂ Pangerapan mengatakan bahwa serangan siber ini bersifat tersebar dan masif serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting), maka serangan ini bisa dikategorikan sebagai teroris siber.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, apa itu WannaCry dan bagaimana cara kerjanya? WannaCry (wcry) atau juga dikenal sebagai Wanna Decryptor adalah program ransomware spesifik yang mengunci semua data pada sistem komputer dan membiarkan korban hanya memiliki dua file: instruksi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya dan program Wanna Decryptor itu sendiri.
Saat program itu dibuka, komputer akan memberitahukan kepada korban bahwa file mereka telah di-encrypt, dan memberikan mereka tenggat waktu untuk membayar, dengan memperingatkan bahwa file mereka akan dihapus.
Pelaku serangan menuntut pembayaran Bitcoin, memberikan petunjuk bagaimana cara membelinya, dan memberikan alamat Bitcoin untuk dikirim.
Diwartakan Telegraph, Minggu (14/5/2017), sebagian besar perusahaan keamanan komputer memiliki decryption tools yang bisa 'menyelami' perangkat lunak itu. Ini digunakan dalam serangan siber besar yang mempengaruhi organisasi di seluruh dunia, termasuk National Health Service (NHS) dan Telefonica di Spanyol.
Cara Melindungi Diri dari Serangan Ransomware
Perlindungan terbaik terhadap serangan ransomware adalah dengan mem-backup semua file ke dalam sistem yang benar-benar terpisah. Jadi, apabila kamu terkena serangan, tidak akan kehilangan informasi apapun dan file kamu yang dicuri [hacker](2948176/5 "")Â tetap aman karena ada cadangannya.
Memang sulit untuk mengetahui kapan hacker akan meluncurkan serangan ransomware, tapi sikap kehati-hatian kamu bisa sangat membantu.
Dalam melakukan serangam, hacker perlu mengunduh perangkat lunak berbahaya ke komputer, telepon atau perangkat lain yang terhubung ke internet.
Cara yang paling umum untuk menginstal virus adalah melalui email dan situs web yang disusupi. Sebagai contoh, hacker akan mengirim email phishing yang meminta korban untuk membuka tautan. Tapi sebenarnya, tautan itu adalah link menuju situs berbahaya yang diam-diam men-download virus ke komputer korban.
Cara terbaik untuk melindungi diri dari serangan ini adalah jangan mudah percaya terhadap email mencurigakan. Kunci pertahanan lainnya adalah dengan memasang program antivirus di komputer yang bisa memindai file sebelum diunduh, memblokir instalasi rahasia, dan mendeteksi malware yang mungkin sudah ada di komputer.
(Isk/Ysl)
Advertisement