Pertama Kali dalam Sejarah, NASA Akan Terjun ke Gas Jupiter

Pesawat luar angkasa milik NASA, Juno, akan terjun ke pusaran gas Jupiter untuk pertama kalinya. Apa yang disiapkan NASA?

oleh Jeko I. R. diperbarui 12 Jul 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 06:30 WIB
Jupiter
Penampakan pusaran gas Jupiter. (Foto: NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap planet di Tata Surya masing-masing punya keunikan sendiri. Saturnus misalnya, punya cincin yang menawan. Mars paling bikin penasaran dengan kandungan tanahnya, dan Jupiter punya salah satu 'titik' misterius pusaran gas yang diketahui terus berputar selama lebih dari 350 tahun.

Kini, Juno dipastikan akan meneruskan eksplorasi planet raksasa dengan 'terjun' ke pusaran gas Jupiter. NASA mengklaim, ini merupakan pertama kalinya pesawat luar angkasa miliknya itu masuk ke bagian dalam planet.

"Pusaran merah Jupiter adalah salah satu keunikan yang dimiliki planet," kata Scott Bolton, pimpinan program Juno sebagaimana dikutip via Engadget, Rabu, (12/7/2017).

"Pusaran gas berupa badai ini telah berputar terus menerus pada planet terbesar di Tata Surya. Dan kami sudah putuskan untuk mengirim Juno ke dalam pusaran itu," ia menambahkan.

Bolton membenarkan aksi tersebut merupakan pertama kalinya yang dilakukan NASA. Tujuannya sederhana, agar Juno bisa mengamati pergerakan badai di lapisan atmosfer Jupiter.

Dengan diterbangkannya Juno ke Jupiter, NASA berharap eksplorasi ini dapat mengubah perspektif umat manusia tentang Tata Surya di alam semesta.

Seperti yang sudah disebutkan, Juno juga akan mempelajari lapisan atmosfer Jupiter. Setelah itu, para ilmuwan akan mencoba mempelajari ekosistem Jupiter dan menguak apakah planet ini menyimpan 'rahasia' lain.

Dilansir Tech Insider, Juno merupakan pesawat jenis probe yang ditenagai oleh tiga baling-baling seluas lapangan basket. Ia juga memiliki panel surya sebagai sumber tenaga utamanya. Baling-baling berputar tiga kali setiap menit.

Kemampuan baling-baling Juno mampu membuatnya mengorbit Jupiter lebih cepat. Meski begitu, para astronom sempat khawatir dengan panel solar yang menyokong baling-baling Juno.

Pasalnya, cahaya matahari begitu jauh dari Jupiter dan panel solar tersebut pasti hanya menyerap sedikit cahaya. Ini tentu berbeda kasusnya dengan panel tenaga New Horizons, probe yang mengitari Pluto karena mereka ditenagai oleh plutonium.

Probe ini juga memiliki kamera khusus Juno Cam yang mampu mengambil foto-foto dengan resolusi tinggi. Selain itu, salah satu instrumen milik Juno yang disebut JADE (Jovian Auroral Distributions Experiment) yang akan mempelajari fenomena aurora Jupiter yang terjadi belum lama ini.

Selain itu, Juno juga akan mencari apa memang Jupiter memiliki kandungan air dari atmosfer planet. Jika sudah selesai dengan misinya, Juno akan 'menyelam' ke tengah planet dan akan menghancurkan diri di antara atmosfer Jupiter.

(Jek/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya