Lebih Dekat dengan Pusaran Gas Raksasa di Wajah Jupiter

Juno, pesawat eksplorasi Jupiter milik NASA, berhasil mengabadikan pemandangan pusaran gas di permukaan planet. Seperti apa wujudnya?

oleh Jeko I. R. diperbarui 14 Jul 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 06:30 WIB
Jupiter
Pusaran gas yang muncul di permukaan planet Jupiter. (Foto: NASA)

Liputan6.com, California - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Juno akhirnya sukses 'terjun' ke wilayah paling dekat pusaran gas raksasa planet Jupiter. Pesawat luar angkasa NASA itu pun mengabadikan seperti apa suasana di dalam pusaran gas yang berwarna kemerahan ini.

Menurut yang dilansir Inverse, Jumat (14/7/2017), Juno mengabadikan pemandangan pusaran gas Jupiter dalam pendekatan yang dramatis. Diketahui, Juno membidik pusaran tersebut dalam jarak 5.600 mil di atas permukaan dengan kamera JunoCam.

Karena prosesnya berlangsung singkat, kira-kira 12 menit, para ilmuwan NASA tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproses semua foto yang dibidik Juno. Alhasil, mereka merilis foto-foto mentah pusaran gas Jupiter tanpa memilahnya terlebih dulu.

JunoCam mampu mengabadikan pemandangan pusaran gas dalam resolusi hampir dua mil per piksel. Saat mendekati garis khatulistiwa dan kutub Jupiter, ia bahkan bisa mengambil foto dalam 30 mil per piksel. Hasilnya sangat menakjubkan. Pasalnya, belum pernah ada instrumen NASA yang posisinya pernah sedekat itu dengan Jupiter.

Sebelum Juno, foto terbaik Jupiter dibidik dari dua pesawat luar angkasa Voyager yang melewati planet raksasa 40 tahun lalu, tepatnya 1979.

Sayang, ilmuwan NASA belum dapat menjabarkan apa yang ada di dalam pusaran gas tersebut. Untuk saat ini, mereka masih mengkaji ulang foto-foto bidikan Juno untuk kembali memeriksa asal muasal pusaran gas yang terus berputar tanpa henti selama 350 tahun lamanya itu.

Dengan diterbangkannya Juno ke Jupiter, NASA berharap eksplorasi ini dapat mengubah perspektif umat manusia tentang Tata Surya di alam semesta.

Seperti yang sudah disebutkan, Juno juga akan mempelajari lapisan atmosfer Jupiter. Setelah itu, para ilmuwan akan mencoba mempelajari ekosistem Jupiter dan menguak apakah planet ini menyimpan 'rahasia' lain.

Dilansir Tech Insider, Juno merupakan pesawat jenis probe yang ditenagai oleh tiga baling-baling seluas lapangan basket. Ia juga memiliki panel surya sebagai sumber tenaga utamanya. Baling-baling berputar tiga kali setiap menit.

Kemampuan baling-baling Juno mampu membuatnya mengorbit Jupiter lebih cepat. Meski begitu, para astronom sempat khawatir dengan panel solar yang menyokong baling-baling Juno.

Pasalnya, cahaya matahari begitu jauh dari Jupiter dan panel solar tersebut pasti hanya menyerap sedikit cahaya. Ini tentu berbeda kasusnya dengan panel tenaga New Horizons, probe yang mengitari Pluto karena mereka ditenagai oleh plutonium.

Probe ini juga memiliki kamera khusus Juno Cam yang mampu mengambil foto-foto dengan resolusi tinggi. Selain itu, salah satu instrumen milik Juno yang disebut JADE (Jovian Auroral Distributions Experiment) akan mempelajari fenomena aurora Jupiter yang terjadi belum lama ini.

Juno juga akan mencari apa memang Jupiter memiliki kandungan air dari atmosfer planet. Jika sudah selesai dengan misinya, ia akan 'menyelam' ke tengah planet dan akan menghancurkan diri di antara atmosfer Jupiter.

(Jek/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya