Liputan6.com, Jakarta - Indonesia-Australia Digital Forum (IADF) yang digelar selama dua hari sejak Rabu (31/1/2018) akan diteruskan dengan berbagai bentuk kerja sama di bidang ekonomi digital.
Salah satunya dengan mempertemukan para investor bersama startup-startup Indonesia, dengan harapan bisa mendapatkan pendanaan.
Advertisement
Baca Juga
“Kita akan follow up pertemuan antara investor potensial, venture capital, dengan startup Indonesia yang sudah diinkubasi dan layak jual. Jadi itu betul-betul real action plan atau follow up dari forum yang digelar kemarin dan hari ini,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, di acara IADF di kawasan Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Terlepas dari hubungan diplomatik, Rudiantara menilai kerja sama di bidang ekonomi digital ini membuat Indonesia tidak lagi hanya sekedar tempat tujuan wisatawan Australia, melainkan juga bisa turut menumbuhkan nilai ekonomi digital Indonesia.
Terkait kerja sama pengembangan startup ini, Rudiantara mengatakan pemerintah berencana menggelar pertemuan dua atau tiga bulan mendatang untuk menggelar pertemuan dengan investor potensial dari Australia. Namun, ia belum bisa merinci jumlah startup lokal yang akan diikutsertakan dalam program tersebut.
“Sekarang kita sedang proses inkubasi. Jadi dua-tiga bulan lagi kita akan pertemukan dengan investor Australia. Kita manage semua startup Indonesia, lalu kita ketemu,” sambungnya.
Sektor Kesehatan dan Pendidikan Menarik Bagi Australia
Pihak Australia, kata Rudiantara, tertarik pada beberapa kriteria startup termasuk di antaranya layanan kesehatan dan pendidikan. Kedua bidang tersebut juga dinilai memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi unicorn.
Selain karena sangat berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, negara juga memberikan porsi cukup besar untuk mendukung layanan kesehatan dan pendidikan. Rudiantara mengaitkan hal ini dengan alokasi dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalokasikan dana pendidikan sebesar Rp 444,14 triliun atau 20 persen dari APBN 2018 dan kesehatan mendapatkan alokasi sebesar 5 persen.
“Kita punya banyak startup di bidang-bidang itu. Pendidikan dan kesehatan punya peluang jadi unicorn di Indonesia,” tutur Rudiantara.
Advertisement
Sekilas IADF
IADF yang diprakarsai oleh Indonesia dan Australia ini berawal dari pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malcolm Turnbull pada tahun lalu di Sydney.
Salah satu kesepakatan yang perlu ditindaklanjuti dari pertemuan tersebut adalah kerja sama bidang ekonomi digital dengan menjadi co-host penyelenggaraan digital forum di Indonesia.
Kedua kepala negara berharap forum ini mampu meningkatkan kerja sama di bidang teknologi, sains, inovasi dan ekonomi digital antara Indonesia dan Australia.
Sekretaris Ditjen Aplikasi Informatika Mariam F. Barata mengapresiasi kegiatan IADF dengan harapan dapat menjadi kegiatan tahunan dan ditindaklanjuti kerja sama bilateral yang berbasis Confident Building Measure (CBM) diantara kedua negara.
“Kerja sama dapat dilakukan dalam capacity building sumber daya manusia, kampanye kesadaran bertransaksi elektronik, literasi digital dan lain sebagainya. Saya berharap forum ini mampu meningkatkan kerjasama bilateral Indonesia-Australia,” ungkap Mariam dalam sambutannya di Cyber Security Stream IADF, Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (31/01/2018).
Beberapa pembicara dalam dan luar negeri akan berbagi pengetahuan dan pengalaman di bidangnya termasuk CEO Telstra, Kepala Bekraf Triawan Munaf, co-founder Impact Hub Jakarta Stephanie Arrowsmith, Sekretaris Jenderal APJII Henry Kasyfi Soemartono, Country Director Google Indonesia Tony Keusgen dan Founder Medico Grace Tahir.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: