Liputan6.com, Jakarta - Banyak anak-anak saat ini telah mengenal dunia internet, bahkan sebelum mereka duduk di bangku sekolah. Oleh karena itu, para orangtua harus bisa mendidik mereka untuk berhati-hati saat terkoneksi di internet.
Mengingat banyaknya konten dan aplikasi online, terutama gim, orangtua kerap mengalami kesulitan dalam menentukan yang sesuai untuk anak-anak mereka.
Para penyedia layanan aplikasi seperti Google Play Store dan App Store memiliki kategori Familiy dan Kids, yang hanya menerima aplikasi dengan persyaratan perlindungan data tertentu untuk melindungi pengguna anak-anak.
Advertisement
Baca Juga
Kehadiran layanan semacam ini tentu sangat membantu para orangtua. Aplikasi di dalam kategori ini meminta izin orangtua ketika anak-anak mereka meng-klik tautan ke situs web eksternal atau ingin melakukan pembelian dalam aplikasi.
Namun di luar kehadiran layanan semacam ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan orangtua untuk menjaga keamanan anak-anak mereka saat berselancar di dunia maya.
"Internet merupakan alat pembelajaran dan platform hiburan yang sangat efektif, tapi penting bagi orangtua untuk memastikan anak mereka juga mengetahui akan risiko-risiko yang ada," ungkap Consumer Security Expert Avast, Pete Turner, dalam keterangan resmi yang diterima tim Tekno Liputan6.com, Selasa (6/2/2018) di Jakarta.
Menurut Turner, orangtua tidak perlu menyebutkan semua hal buruk yang bisa terjadi di dunia online satu per satu, melainkan cukup mendidik anak-anak agar memahami internet bisa berbahaya bila tidak berhati-hati. Hal ini berlaku ketika menggunakan berbagai perangkat dan layanan media sosial di internet.
Ajak Anak Bicara
Turner menyarankan para orangtua untuk bicara kepada anak-anak mengenai platform media sosial yang digunakan atau ingin mereka coba. Atur pengaturan privasi bersama mereka, seraya menjelaskan tentang informasi yang boleh dibagikan dan dengan siapa saja.
Selain itu, penindasan dunia maya atau cyberbullying juga termasuk isu penting yang harus didiskusikan secara terbuka. Orangtua juga harus memastikan anak-anak mereka telah mengaktifkan enkripsi end-to-end untuk mencegah penjahat dunia maya (cybercriminals) atau pihak ketiga mengakses pesan dan informasi sensitif.
"Sama pentingnya, orangtua dengan anak yang memakai layanan perpesanan online seperti WhatsApp, perlu saling berkoordinasi karena pesan hanya terlindungi bila masing-masing pengguna mengenkripsinya," jelas Turner.
Advertisement
Orangtua Terlibat Langsung dengan Anak
Selain menjelaskan potensi risiko, penting pula bagi orangtua untuk terlibat langsung dengan kegiatan online anak-anak mereka.
"Ikuti mereka saat berselancar di internet dan biarkan mereka mengungkapkan aktivitas apa saja yang mereka sukai di internet. Nikmati waktu bersama mereka, supaya anak Anda merasa orangtuanya mengerti hobi mereka, sehingga merasa nyaman untuk berpaling kepada Anda jika ada masalah," tutur Turner.
Anak-anak bisa terkonekasi ke internet sendiri dan menggunakan aplikasi online tanpa bantuan dan pantauan, tapi orangtua harus memastikan konten yang dikunjungi selalu sesuai kisaran umur mereka. Salah satu caranya dengan menggunakan perangkat kontrol orangtua atau pemblokir iklan.
Para orangtua pun harus tahu tentang keamanan internet dan risiko terkait hal tersebut. "Umumnya, semakin sering orangtua mereka menggunakan media digital, dan semakin banyak konten dan aplikasi internet, semakin mahir anak-anak dalam menggunakan internet," kata Turner.
(Din/Isk)