Liputan6.com, Jakarta - Memakai helikopter sebagai taksi bukan lagi jadi khayalan. Uber bahkan sudah berkomitmen untuk melakukan uji coba taksi terbang pada tahun 2020 mendatang di Dubai, Los Angeles, dan Texas.
Dilansir dari Gizmodo, Senin (12/2/2018), taksi terbang besutan Uber dirancang berbeda dengan helikopter biasa.
Konon, taksi terbang tersebut memiliki suara yang tidak menganggu dan dapat terbang dan mendarat secara vertikal.
Advertisement
Baca Juga
Perusahaan transportasi online tersebut telah menyiapkan software untuk mengatur rute taksi terbang. Program ini dinamakan UberAir.
Sebelumnya Uber telah menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan penerbangan seperti Aurora, Bell Helicopter, Embraer, Mooney dan Pipistrel untuk membuat rencana mereka menjadi kenyataan.
Tak tanggung-tanggung, Uber pun turut bekerja sama dengan NASA untuk membantu mengembangkan sistem lalu lintas untuk proyek taksi terbang.
Tata Cara
Penumpang yang ingin mencoba UberAir harus terlebih dulu pergi ke skyport terdekat setelah mengisi data destinasi lewat aplikasi Uber. Terminal skyport akan ditempatkan di gedung-gedung tinggi.
Di taksi terbang, penumpang akan diterbangkan bersama berbagi tumpangan bersama beberapa orang lain (ride-sharing), hal itu bertujuan agar biaya penerbangan lebih terjangkau.
Taksi terbang tidak akan mengantar penumpang langsung ke tempat tujuan, melainkan akan di antar ke tempat terdekat (skyport)Â dari tujuan penumpang, seperti yang dilansir TechCrunch.
Sejauh ini, rencana lokasi yang dapat dituju taksi terbang Uber hanyalah sejauh 60 mil (96 kilometer) karena keterbatasan tenaga baterai.
Advertisement
Desain Taksi Terbang
Taksi terbang yang dikembangkan Uber bukanlah helikopter, namun malah mirip mobil terbang.
Meski begitu, Justin Erlich yang menjabat sebagai Uber Head of Policy of Autonomous Vehicles and Urban Aviation (Kepala Kebijakan Kendaraan Otonom dan Penerbangan Urban Uber) ternyata kurang menyukai istilah "mobil terbang" dan lebih ke gabungan pesawat terbang dan helikopter.
"Istilah itu (mobil terbang) memang luar biasa, tapi itu bisa memunculkan citra kendaraan yang terbang dari permukaan tanah," kata Erlich. Ia menerangkan pelayanan UberAir lebih dari atap ke atap, jadi tidak langsung ke tempat tujuan.
Pada taksi terbang Uber akan dipasang sayang-sayap untuk membantu peluncuran agar lebih efisien dan cepat, seperti halnya pesawat terbang.
Rotor juga akan hadir di taksi terbang Uber, namun berbeda dengan rotor helikopter biasa, rotor yang dipasang di Uber akan ada lebih dari satu.
Untuk menunjang rotor-rotor tersebut, insinyur NASA turut membantu menciptakan sistem propulsi listrik terdistribusi (DEP, distributed electric propulsion) yang menambah efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi dan suara berisik.
"Kami dapat membayangkan bahwa ini lebih baik, lebih aman, lebih efisien dari helikopter," ucap Erlich.
(Tom/Jek)