Liputan6.com, Jakarta - Untuk mengatasi permasalahan data center dan cloud yang rumit di Indonesia, maka NTT menawarkan Cloud Connect Service yang terkoneksi ke Megaport untuk memberikan layanan one-stop solution.
Megaport sendiri adalah anak usaha Megaport Limited dari Singapura, perusahaan penyedia Network as a Service (NaaS) terdepan di dunia.
Walau belum santer terdengar di kalangan publik, ternyata NTT telah bekerja sama dengan Docomo, perusahaan telekomunikasi asal Jepang. NTT juga aktif di 196 negara dan dipilih oleh 80 persen perusahaan Fortune Global.
Advertisement
"Hampir semua bank di negara ini memakai produk kami," kata Alvin Siagian, Senior Consultant di NTT Indonesia di sebuah konferensi di Jakarta (7/3/2018).
Baca Juga
Karena telah melihat momentum transformasi digital di sektor industri Indonesia serta pasar Indonesia yang strategis, maka NTT semakin terdorong untuk menyediakan layanan yang memungkinkan pelanggannya untuk memiliki koneksivitas langsung ke berbagai layanan penyedia cloud global, seperti AWS, Azure, dan Google Cloud.
"Didasari pengalaman kami, ada peningkatan permintaan terhadap kemampuan multicloud yang fleksibel di kawasan ini," kata Alvin.
Ia menambahkan layanan yang ditawarkan NTT akan memberikan benefit besar untuk mendorong pertumbuhan perusahaan.
"Manfaat utama bagi perusahaan-perusahaan untuk terkoneksi cloud dalam satu perusahaan adalah kemudahan penggunaan, cepatnya implementasi, efisiensi biaya, dan yang terpenting adalah fleksibilitas," Alvin menambahkan.
Membantu Perusahaan Menghindari Kerumitan
Alvin mengatakan beberapa problem yang ditemui dalam pengurusan data dalam perusahaan mencakup beberapa hal, seperti ketersediaan layanan dan mesti berurusan bersama pihak ketiga demi mencapai layanan data yang komprehensif.
Untuk menghindari hal-hal demikian, NTT menawarkan one-stop solution agar klien tidak perlu kerepotan.
"One-stop solution is cliche, ya. Tapi kita maunya begitu," kata Alvin.
Pendekatan yang dilakukan NTT adalah pertama melakukan mapping (pemetaan), lalu melakukan assessment (pengujian) untuk menemukan hal-hal yang penting untuk dilakukan, kemudian analisis untuk melihat keperluan jangka pendek dan jangka panjang. Lalu TCA evaluation, dan akhirnya baru melakukan migrasi.
Proses bisnis tersebut berlangsung selama tiga tahun. NTT ingin melakukan proses yang komprehensif untuk memberikan layanan terbaik.
"Kami tidak hanya sekadar ingin uang pelanggan," kata Alvin yang berkomitmen mengedepankan kualitas.
Advertisement
NTT Summit Segera Digelar
NTT Indonesia akan menyelenggarakan NTT Summit 2018, mengangkat tema "Conquer the Digital Barriers: Time to Revolutionize Your Digital Strategy" yang diselenggarakan pada Rabu, 14 Maret 2018.
Untuk mendukung sektor industri Indonesia, NTT Indonesia telah menyiapkan layanan solusi komputasi cloud agar perusahaan-perusahaan di Indonesia mendapatkan solusi total dalam perjalanannya melakukan revolusi dalam strategi digital.
Meski banyak bisnis Indonesia yang semakin tertarik pada dunia digital, tapi menurut riset Frost & Sullivan ditemukan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia masih belum yakin bagaimana mereka bisa mengoptimalkan strategi teknologi informasi untuk beralih ke digital.
"Dengan pengalaman dan eksposur global yang dimiliki NTT Communications melalui NTT Indonesia, kami berharap dapat membantu perusahaan-perusahaan untuk menyusun strnategi digital yang mumpuni sebagai acuan untuk menciptakan bisnis model dan inovasi baru untuk meningkatkan pertumbuhan revenue signifikan," kata Mizuho Tada, Presiden Direktur NTT Indonesia.
NTT mengaku ingin menjadi bagian dari proses perjalanan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam beralih ke digital karena pengalaman level global yang mereka miliki juga sudah membantu banyak perusahaan-perusahaan global melakukan transformasi digital.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: