Liputan6.com, New York - Jika bicara tentang teknologi TV layar besar (big screen) kelas premium, tentu yang terbesit di dalam kepalamu adalah QLED atau OLED. Ya, kedua jenis teknologi TV generasi terbaru ini mengusung fitur layar yang amat canggih.
QLED sendiri adalah teknologi Quantum Dot Display (singkatan dari Quantum-dot Light Emitting Diode) yang dikembangkan oleh raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung.
Sementara, OLED (Organic Light-Emitting Diode) adalah teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan seperti LG dan Sony.
Advertisement
Pada kenyataannya, QLED dan OLED adalah dua jenis teknologi TV yang berbeda. Seperti apa perbedaannya?
Baca Juga
Dalam sesi Innovation Room yang Tekno Liputan6.com hadiri di acara Samsung First Look, New York, Amerika Serikat, Samsung mengungkap perbedaan antara kedua teknologi ini.
QLED sendiri adalah TV LED yang menggunakan teknologi titik quantum untuk meningkatkan performa gambar lebih tajam dan kontras.
Samsung mengklaim, QLED bisa menghadirkan tingkat kecerahan yang lebih tinggi tetapi tetap nyaman untuk dilihat.
Adapun QLED juga dapat menciptakan volume warna yang lebih 'kental' hingga tingkat kepenuhan 100 persen.
Karenanya, TV QLED dapat menampilkan seluruh warna secara akurat termasuk dalam berbagai kondisi kecerahan, sekitar 1.500 sampai 2.000 nits.
Sebagai informasi, TV QLED Samsung juga telah menerima akreditasi untuk layar yang menampilkan volume warna hingga 100 persen.
Akreditasi itu pertama kali dilakukan pada 2017 dan diberikan oleh asosiasi sertifikasi dan pengujian kelas dunia, Verband Deutscher Elektrotechniker (VDE).
Penggunaan Material Baru
Terobosan teknologi yang ditawarkan Samsung ini merupakan hasil adopsi penggunaan material baru metal alloy untuk quantum dot.
Penggunaan material itu memungkinkan TV secara signifikan menampilkan rentang warna yang ditingkatkan, dan detail lebih baik ketimbang televisi konvensional.
Engineer Samsung TV R&D Team Martin Kim menuturkan teknologi Quantum dots terbaru ini juga mampu menampilkan warna hitam lebih pekat.
Bahkan, teknologi terbaru ini dapat mempertahankan detail gambar, tergantung pada kondisi internal dan eksternal televisi.
"Detail gambar yang ditampilkan QLED dapat dipertahankan secara otomatis, terlepas dari kondisi konten yang gelap atau terang, termasuk apabila konten itu diputar di ruangan temaram atau cukup cahaya," kata Martin.
Detail warna yang ditampilkan juga dipastikan bertahan, meskipun dilihat dari sudut pandang berbeda-beda.
Selain itu, QLED TV mendukung hampir seluruh DCI-P3 (Digi Color US), yang merupakan standar tingkat kecerahan. DCI-P3 adalah tolak ukur industri film Amerika Serikat untuk representasi warna dan standar pada 2D yang menghitung tampilan warna sebuah layar.
Tak hanya dari sisi teknologi, desain QLED TV dibuat lebih ramping dengan tampilan nyaris tanpa bezel, serta proses instalasi TV lebih mudah.
Advertisement
OLED
Berbeda dengan QLED, OLED merupakan layar emisif yang membutuhkan jutaan LED kecil untuk mengisi layar TV.
Layar OLED memiliki karbon organik yang bisa menghasilkan cahaya di setiap layar. Menariknya, molekul dari karbon organik ini tidak membutuhkan lampu dan bisa menerangi dirinya sendiri dan bisa menciptakan tingkat kecerahan yang imbang dengan pewarnaan yang lebih realistis.
Sederhananya, OLED bisa menciptakan satu warna konsisten di manapun penonton bisa menyaksikannya dalam sebuah ruangan. Ukuran layar OLED sendiri bisa lebih tipis dari QLED dan sangat hemat daya.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: