Indosat Ooredoo Perluas Jaringan di Daerah Terpencil Indonesia

Indosat Ooredoo memperluas jaringan di daerah tertinggal, terpencil dan terluar (3T) di tujuh provinsi Indonesia melalui pembangunan BTS USO.

oleh Andina Librianty diperbarui 29 Mar 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2018, 10:00 WIB
Indosat Ooredoo
Base Transceiver Station (BTS) milik Indosat. (Doc: Indosat Ooredoo)

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo memperluas jaringan di daerah tertinggal, terpencil dan terluar (3T) di tujuh provinsi Indonesia, yang merupakan bagian dari program Universal Service Obligation (USO).

Perluasan jaringan ini bersamaan pembangunan 119 Base Transceiver Station (BTS) USO dengan Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), untuk mendukung pemerintah mempercepat pembangunan ekonomi nasional di wilayah 3T.

Perluasan jaringan Indosat Ooredo ini bertujuan memberikan akses telekomunikasi, membuka peluang dan potensi ekonomi, sekaligus mewujudkan visi pemerintah dalam membangun ekonomi digital bagi masyarakat.

"Kami sangat mengapresiasi pemerintah yang telah memberikan kepercayaan kepada Indosat Ooredoo untuk menjadi bagian dari pelaksana program USO," tutur President Director & CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahyudi, dalam keterangan resminya, Kamis (29/3/2018).

Salah satu site BTS untuk jaringan telekomunikasi USO di Desa Long Titi, Kecamatan Sungai Tubu, Malinau, Kalimantan Utara (Foto: Indosat Ooredoo)

Menurut Joy, hal ini sejalan dengan misi dan komitmen perusahaan untuk terus membangun infrastruktur telekomunikasi, termasuk di daerah terpencil guna memberikan hak yang sama bagi masyarakat di wilayah tersebut.

"Mereka dapat menikmati layanan telekomunikasi, membangun kehidupan sosial dan ekonomi, sekaligus mengejar ketertinggalan dari wilayah lain," sambungnya.

Selain itu, kata Joy, pembangunan infrastruktur telekomunikasi juga bertujuan menjaga kedaulatan dan kesatuan wilayah Indonesia, khususnya di wilayah terdepan dan terluar, yang berbatasan dengan negara-negara tetangga.

 

Tantangan Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo Event
Joy Wahyudi, CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Selama proses pembangunan, hal-hal menarik dan menantang dihadapi oleh tim Indosat Ooredoo.

Salah satunya di Desa Wayagung, Kecamatan Krayan, Kalimantan Utara, yang berbatasan dengan Malaysia, karena perangkat BTS harus dibawa menggunakan pesawat, dilanjutkan dengan mobil off-road, kemudian diangkut menggunakan kerbau selama satu hari, untuk sampai di lokasi.

Adapun Indosat Ooredoo memberikan kontribusi USO sebesar Rp 1,8 trilun dalam 6 tahun terakhir. Kontribusi tersebut merupakan 1,25 persen dari pendapatan kotor perusahaan.

"Indosat Ooredoo selama ini senantiasa berusaha untuk berperan aktif dalam pelaksanaan program USO bersama dengan BP3TI," jelas Joy.

Sekedar diketahui, USO, yang juga dikenal sebagai dana Kewajiban Pelayanan Umum (KPU), merupakan kontribusi pelaku bisnis telekomunikasi dengan menyumbang sebesar 1,25 persen dari pendapatan usaha. Dana ini disetor kepada pemerintah setiap kuartal.

BP3TI pada 2017 memberikan kepercayaan kepada Indosat Ooredoo untuk membangun BTS USO sebanyak 119 sites di 7 provinsi di Indonesia.

Tujuh provinsi itu adalah Kepulauan Riau (Kepulauan Anambas dan Natuna), Kalimantara Utara (Nunukan, Malinau), Kalimantan Tengah (Kapuas), Kalimantan Barat (Sanggau, Ketapang, Kapuas Hulu), Nusa Tenggara Timur (Alor, Belu, Manggarai Timur, Mataru), Maluku (Maluku Tenggara Barat), dan Maluku Utara (Halmahera Barat, Halmahera Utara).

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya