Liputan6.com, Jakarta - Deretan persoalan dan tantangan yang dihadapi industri teknologi, membuat tiga asosiasi teknologi berkolaborasi menggelar Indonesia Digital Forum.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi industri digital Tanah Air antara lain adalah pengguliran infrastruktur telekomunikasi yang butuh banyak investasi hingga maraknya bisnis internet ilegal yang merugikan bagi pemain legal.
Padahal, tanpa kehadiran internet baik seluler maupun fixed broadband yang jadi tulang punggung, bisnis digital tak bisa berjalan dengan baik.
Advertisement
Ketiga asosiasi yang terlibat menggelar Indonesia Digital Forum antara lain Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), serta Pengelola Nama Domain Indonesia (PANDI).
Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak mengatakan, Pengelola Nama Domain Indonesia sebagai bagian dari ekosistem digital yang mengelola domain .id tak bisa berjalan baik tanpa didukung akses internet yang menjangkau seluruh Indonesia.
Sekadar informasi, hingga akhir 2024, menurut John, PANDI mengelola 1,2 juta domain .id.
Infrastruktur Telekomunikasi yang Mahal
Wakil Ketua Umum ATSI Merza Fachys memaparkan saat ini semua orang begitu tergantung pada internet, namun penyelenggara telekomunikasi justru berdarah-darah karena biaya penggelaran infrastruktur yang begitu tinggi.
Sementara harga internet di Indonesia kata Merza termasuk salah satu yang paling murah di Indonesia.
Imbasnya, alih-alih mendapatkan revenue berlipat karena jadi tulang punggung ekosistem digital, operator seluler justru merana, bahkan tak jarang alami kerugian.
"Ini ekosistem yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Misalnya PANDI, nama domain itu tergantung infrastrukturnya, aksesibilitas masyarakat, dan itu tergantung pada cakupan internet dari seluler maupun fixed broadband," tutur Merza.
Advertisement
Pentingnya Konsolidasi dari Pemain Industri Digital
Karena merupakan suatu ekosistem, dibutuhkan konsolidasi dari ketiga asosiasi di atas, yakni melalui Indonesia Digital Forum yang dinilai bisa menjembatani permasalahan-permasalahan yang dirasakan masing-masing industri dan dicari solusinya.
Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menambahkan, "Peningkatan kolaborasi antar sektor menjadi kunci untuk menciptakan sebuah ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Melalui forum ini, kami berkomitmen untuk mengakselerasi adopsi teknologi baru yang dapat mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi nasional."
"Inisiatif ini bukan hanya tentang meningkatkan infrastruktur, tapi juga memperkuat fondasi regulasi yang akan membantu Indonesia menjadi pemimpin dalam ekonomi digital Asia Tenggara. Diskusi kebijakan yang dihasilkan dari forum ini akan menentukan arah masa depan digitalisasi di negara kita," lanjut Muhammad Arif.
Forum ini nantinya akan mengundang perwakilan pemerintah yakni dari Kementerian Komunikasi dan Digital untuk berdiskusi dan mengetahui berbagai pandangan asosiasi.
Hasil diskusi diharapkan bisa memberi masukan bagi pemerintah dalam menjalankan kebijakan yang bisa mendukung kelangsungan ekosistem digital. Indonesia Digital Forum sendiri bakal digelar pada 15 dan 16 Mei 2025.
