Jawara The NextDev 2017 Ingin Garap Pasar Luar Jawa

Squline menawarkan pendekatan pembelajaran bahasa baru dengan menghubungkan siswa dengan guru asli di seluruh dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 19:00 WIB
Squline
Squline, pemenang The NextDev 2017. Dok: Merdeka.com

Liputan6.com, Jakarta - Squline yang merupakan platform online bidang pengajaran bahasa asing telah teruji keandalannya setelah menjadi pemenang The NextDev 2017 kategori pendidikan. Mereka ingin mencapai langkah besar pada tahun ini yaitu ingin lebih ekspansif di Indonesia.

Dikembangkan pada 2014 oleh Tomy Yunus Tjen dan Yohan Limerta, Squline.com adalah platform pembelajaran online yang menghubungkan siswa dengan guru bahasa asing profesional, seperti bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang.

Squline juga menawarkan pendekatan pembelajaran bahasa baru dengan menghubungkan siswa dengan guru asli di seluruh dunia untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan bahasa percakapan, kapan pun, dan di mana pun lewat metode interaksi dua arah atau one on one learning method.

Tomy Yunus Tjen, Chief Executive Officer (CEO) Squline, mengungkapkan selama ini platformnya fokus menggarap pasar Pulau Jawa, tapi pada tahun ini ingin lebih ekspansi ke pasar luar Jawa.

Namun, rencana ekspansi ini memiliki tantangan tersendiri lantaran akses internet yang andal menjadi persyaratan utama layanan yang ditawarkan Squline.

Maka itu, strategi kolaborasi dengan operator seluler terbesar di Indonesia, Telkomsel, menjadi sangat signifikan, lantaran platform Squline akan memberikan layanan optimal bila mendapatkan akses internet yang andal. Terutama di luar Jawa, akses internet yang andal masih menjadi problem utama.

"Ekspansi ke pasar luar Jawa pada tahun ini akan diwujudkan dengan pembuatan fitur dan dua course baru. Yang pertama, fitur baru yang akan dinamakan Squline Talk/Chat. Fitur ini memungkinkan siswa live chat dengan guru, dari semula menggunakan live video call," ujar Tomy.

"Dengan fitur live chat ini, kami ingin satu guru bisa menjangkau siswa lebih banyak lagi, hingga 100 siswa, dari saat ini hanya puluhan karena menggunakan live video call," sambungnya.

 

Fokus Lain

Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan
Ilustrasi Startup, Perusahaan Teknologi, Cloud, Komputasi Awan. Kredit: Freepik

Fokus lain tahun ini adalah penambahan dua course baru, dari tiga course eksisting; Bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin. Sayang, sarjana ilmu komputer jebolan Universitas Bina Nusantara (Binus) belum bersedia membocorkan dua course baru itu.

"Target tahun ini adalah kami ingin bisa menjangkau lebih luas di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa. Apalagi kami berhasil masuk The NextDev 2017, harapannya kami bisa berkolaborasi dengan Telkomsel untuk bisa menjangkau pengguna internet di luar Jawa. Intinya, jika memungkinkan, Squline mendapat informasi lebih dulu dari Telkomsel saat mengembangkan akses internet di luar Jawa," ujarnya bersemangat.

Menurutnya, pasar di luar Jawa potensial, sebut saja Makassar di Sulawesi Selatan. Namun, balik lagi, tantangan utama pasar luar Jawa adalah akses internet yang andal. Kolaborasi dengan Telkomsel sebagai operator seluler terbesar di Indonesia sangat diharapkan terwujud demi merealisasikan rencana ekspansi tersebut.

Saat ini Squline memiliki lebih dari 100 ribu pengguna, dengan 3 ribu pengguna yang berbayar. Selain pengguna pribadi, Squline juga akan memiliki pengguna korporasi, lebih dari 20 korporasi atau lembaga. Seperti Go-Jek Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, Samudera Indonesia, Pacto, Senopati Skin Center, dan lain-lain.

Reporter: Syakur Usman

Sumber: Merdeka.com 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya