Unik, Ransomware Ini Paksa Korban Main Gim PUBG

Ransomware ini akan mengenkripsi file korbannya dan memaksa mereka untuk bermain gim PUBG dan mendapatkan kunci dekripsinya.

oleh Yuslianson diperbarui 12 Apr 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2018, 06:30 WIB
PUBG
Sukses di PC dan Konsol, PUBG Mobile Resmi Sambangi Perangkat Mobile. Liputan6.com/ Yuslianson

Liputan6.com, Jakarta - Dunia internet dibuat terkejut dengan kemunculan jenis ransomware baru. Uniknya, ransomware ini memaksa korban untuk bermain gim PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) guna mendapatkan kembali file yang disandera.

Dikutip dari laman Gamerant, Kamis (12/4/2018), malware bernama PUBG Ransomware ini pertama kali ditemukan oleh MalwareHunterTeam dan dilaporkan oleh Bleeping Computer.

Seperti jenis ransomware lainnya, ia akan mengenkripsi file pengguna dan membuatnya tak dapat diakses hingga pengguna melakukan sesuatu atau membayar sejumlah uang untuk mendapatkan kunci dekripsi file yang terkunci itu.

“Your files is encrypted [sic] by PUBG Ransomware!” tulis catatan tebusan pelaku. “But don't worry! It is not hard to unlock it. I don't want money! Just play PUBG 1Hours [sic]!”

Sesuai dengan 'tuntuan' pelaku yang bisa kamu lihat di atas, PUBG Ransomware tidak melibatkan pertukaran uang--yang harus korban lakukan adalah dengan bermain gim PUBG selama 1 jam.

Dalam laporan Bleeping Computer, ransomware tersebut memang mengunci komputer korbannya, dan memeriksa apakah korbanya benar-benar bermain gim PUBG selama tiga menit, bukan 1 jam seperti yang dituliskan pelaku.

Tidak 'Segarang' Malware Sebelumnya

Malware. Foto: codepolitan

Tidak seperti WannaCry yang sempat membuat heboh banyak pengguna di berbagai dunia, PUBG Ransomware ternyata mudah 'disembuhkan'.

Karena membaca nama proses, korban bisa bermain gim PUBG beberapa saat dengan menjalankan file dengan ekstensi .exe bernama TslGame.exe.

Selain itu, pembuat malware ini juga menyertakan kode dekripsi di dalam catatan, yang dapat diketik ke dalam program untuk mendapatkan akses file korban kembali.

Melihat file yang 'disandera' dapat diakses kembali dengan mudah oleh korban, hal ini menunjukkan pelaku tidak menargetkan malware buatannya untuk mengganggu keamanan nasional atau membuat panik pengguna internet.

Kemungkinan, pelaku membuat malware ini hanya untuk lelucon.

Bukan yang Pertama

Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya gim digunakan sebagai alat tawar-menawar di dalam malware.

Pada 2017, MalwareHunterTeam juga menemukan sebuah ransomware yang hanya membuka file korbannya jika mereka mencetak skor lebih dari 0,2 miliar di level "Lunatic" di dalam gim asal Jepang yang berjudul TH12~Undefined Fantastic Object.

Beruntung, pembuat malware akhirnya memutuskan untuk merilis tool yang dapat digunakan korban untuk mendapatkan skor yang dibutuhkan saat bermain gim tersebut.

(Ysl/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya