Manfaatkan Blockchain, SwipeCrypto Kini Bidik Bisnis Olah Data

Startup SwipeCrypto bergerak ke arah bisnis Data Engagement, di mana memanfaatkan koleksi data dengan teknologi blockchain.

oleh Jeko I. R. diperbarui 09 Mei 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2018, 08:30 WIB
Blockchain
Iyan Waer, COO Swipe. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Liputan6.com, Jakarta - 2018 bisa dibilang menjadi 'gong' bangkitnya teknologi blockchain dan mata uang kripto alias cryptocurrency. Fenomena ini tak cuma terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Awalnya, geliat dua jenis teknologi ini belum terlalu menggaung. Namun karena sudah bermunculan banyak startup (baik lokal maupun luar negeri) yang terjun pada ranah bidang blockchain dan cryptocurrency, teknologi ini perlahan mulai diterima berbagai lapisan industri.

SwipeCrypto boleh dibilang menjadi salah satunya. Ya, startup yang dulunya menghadirkan layanan bernama CepatSwipe ini, bergerak di bidang teknologi blockchain dengan menyediakan platform khusus bagi pengembang aplikasi smartphone, atau juga pihak pengiklan.

Kini, SwipeCrypto telah melebarkan sayap bisnisnya ke ranah yang lebih luas dengan menghadirkan layanan baru bernama Swipe.

Pendiri sekaligus Chief Operating Officer (COO) SwipeCrypto Iyan Waer, mengatakan Swipe bergerak ke arah bisnis Data Engagement, di mana memanfaatkan koleksi data dengan teknologi blockchain. Menurutnya, data adalah 'sumber baru' yang bisa menggerakkan ekonomi digital di Indonesia.

Adapun koleksi data yang dimaksud Iyan, adalah data seperti data kebiasaan pengguna aplikasi, data demografik pengguna, data ketertarikan pengguna, hingga jenis data transaksi.

Data ini bisa diolah dan dimanfaatkan si pengembang aplikasi atau pengiklan untuk menargetkan demografi pengguna dalam sebuah platform.

Ambil contoh sederhana, ada pihak pengiklan yang ingin memasang iklan dengan target pengguna milenial. Tentu mereka butuh data pengguna milenial yang akurat.

Dalam hal ini, Swipe akan menawarkan data pengguna yang diinginkan, biasanya pengguna milenial memakai aplikasi gim mobile, atau juga e-Commerce dan media sosial.

"Data yang ada sekarang biasanya merupakan data yang tersentralisasi. Jika ada pihak pembeli data, mereka tidak akan memiliki akses transparansi untuk melihat data, juga tidak bisa berkontribusi dan mendistribusikan pemasukan," ujar Iyan kepada Tekno Liputan6.com di gelaran Jakarta Crypto and Blockchain Meetup yang dihelat di Conclave Cilandak, Jakarta, Selasa malam (8/5/2018).

"Data ini juga tidak bisa diaudit. Otomatis, value monetisasinya jadi rendah, " tambahnya.

Karena itu, lanjut Iyan, Swipe menyediakan platform blockchain yang bertugas untuk menyimpan data dalam bentuk SDK.

Ada beberapa jenis SDK, mulai dari Swipe Push SDK, Swipe Mission SDK, Swipe Ads SDK, serta Swipe Marketplace SDK. Masing-masing SDK ini, nantinya akan 'disuntik' ke platform atau aplikasi yang ditargetkan ke konsumen tertentu.

"Karena kita menggunakan blockchain, otomatis semua harus transparan. Jadi, isu Cambridge Analytica dan Facebook tidak akan terjadi," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Kerja Swipe

Blockchain
Iyan Waer, COO Swipe. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Untuk beberapa model SDK, Iyan menjelaskan masing-masing memiliki fungsi dan target yang berbeda.

"SDK ini 'hidup' di aplikasi, platform, atau apapun yang dimiliki pihak pengembang. Jadi kalau pengguna ingin bagikan datanya, kita akan tarik data dan masukkan ke dalam blockchain," paparnya.

Iyan juga menekankan, pihaknya memiliki governance data dari pengguna. Dalam hal ini, pihak pengguna dan pembeli terikat aturan saklek yang harus disepakati bersama-sama. Swipe sebagai penyedia platform juga tidak dapat melihat data pengguna.

"Kami bersifat peer-to-peer, jadi ini bersifat antara pengguna dan pembeli data. Tapi karena sudah sub-governance, kalau ada pembelian data pembayarannya fair, pengguna dapat sekian persen, pengembang dapat sekian persen, Swipe juga dapat sekian persen," tukas Iyan.

Untuk diketahui, Swipe kini masih memasuki masa uji beta dengan Early Adopters alias pengembang aplikasi.

Iyan menargetkan, pada kuartal pertama 2019 pihaknya sudah meluncurkan platform Swipe versi 1.0 dengan empat produk: Swipe Ads, Swipe Push, Swipe Brain Insights Dashboard, serta Swipe Mission.

Dan nantinya pada 2020, Swipe akan berevolusi ke platform terbaru versi 2.0 dengan fitur Swipe Brain yang bisa memonetisasi data dan Swipe Marketplace.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya