Google dan MediaTek Besut Chipset untuk Perangkat Android Things

Kabarnya, chipset tersebut akan meluncur pada pertengahan 2018 bersamaan dengan perilisan Android Things versi 1.0.

oleh Jeko I. R. diperbarui 17 Mei 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 15:00 WIB
MediaTek
Ditemukan celah keamanan di smartphone yang menggunakan chipset besutan MediaTek (sumber; gsmarena.com)

Liputan6.com, Jakarta - Google dan MediaTek diketahui tengah bekerja sama membesut chipset khusus untuk perangkat Internet of Things (IoT) Android Things.

Kabarnya, chipset tersebut akan meluncur pada pertengahan 2018 bersamaan dengan perilisan Android Things versi 1.0.

Dilansir DigiTimes, Kamis (17/5/2018), untuk mempercepat pengembangan dan produksi perangkat Android Things, Google akan memprioritaskan beberapa tipe chipset system-on-modules (SoMs) berbasis MediaTek MT8516, NXP i.MX8M, Qualcomm Snapdragon 212, serta Snapdragon 624.

Kerja sama ini pun diharapkan dengan peningkatan margin kotor MediaTek dengan kenaikan volume pengapalan SoC non-smartphone.

Adapun alasan kedua perusahaan bekerja sama tak lain karena ingin memperluas ekosistem perangkat Android Things.

Dengan demikian, baik Google maupun MediaTek bisa dibilang akan sama-sama untung jika nantinya chipset ini sudah hadir ke pasar IoT.

Untuk diketahui, Google baru saja mengumumkan kehadiran Android Things versi 1.0 pada gelaran Google I/O 2018 yang dihelat beberapa waktu lalu di Mountain View, Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, teknologi IoT kini hadir untuk membantu penggunanya terhubung dengan perangkat elektronik yang tak hanya sekadar ponsel atau tablet.

Dengan IoT, pengguna bisa mengontrol perangkat lain melalui ponselnya. Nah, Google ingin memaksimalkan sistem operasi Android bagi pengguna agar lebih mudah memanfaatkan IoT.

Android Things

Android
Android Things. (Sumber: Google)

Seperti dikutip The Next Web, Kamis (15/12/2016), dalam merancang Android Things, Google memanfaatkan layanan dan fitur yang sudah lebih dulu dibuat.

Mereka menggabungkan Brillo, sistem operasi IoT berbasis Android yang sebelumnya dirilis, dengan beberapa layanan, seperti Android Studio, Android SDK, Google Play Services, hingga Google Cloud Platform.

Tujuannya adalah ingin memudahkan para pengembang (developer) dalam membuat perangkat rumahan pintar yang nantinya bisa terhubung ke Android.

Tak hanya itu, Google juga menciptakan dukungan Android Things untuk Weave, platform komunikasi IoT miliknya yang dapat membantu perangkat pintar terkoneksi ke layanan Google dan bisa membuatnya "berbicara" ke perangkat lain, termasuk Google Assistant.

Perusahaan teknologi seperti Philips Hue dan Samsung SmartThings pun telah menggunakan platform Weave.

Google mengatakan, nantinya beberapa perusahaan manufaktur lain, seperti Belkin, WeMo, LiFX, Honeywell, Wink, TP-Link, dan First Alert akan menyusul.

Sebagai tambahan, Google juga menjelaskan pengguna dapat merancang produk dengan dukungan perangkat keras, seperti Intel Edison, NXP Pico, dan Raspberry Pi 3.

Perkembangan Platform IoT

Internet of Things (IoT)
Ilustrasi Internet of Things (IoT). (Doc: Wired)

Google berharap, hadirnya Android Things dapat menopang perkembangan platform IoT Google untuk ke depanya.

Meski banyak alternatif sistem operasi IoT lain bagi para pengembang, perusahaan yang berbasis di Mountain View itu optimistis, sistem operasinya itu lebih mumpuni ketimbang yang lain karena juga memiliki akses ke layanan cloud.

Android Things kini masih memasuki proses Developer Preview. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa beranjak ke tautan ini.

Sekarang, Google masih membenahi Brillo agar dapat mengajak penggunanya migrasi perlahan ke Android Things.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya