Tak Cuma Mars, Deretan Planet Ini Juga Bakal Hiasi Gerhana Bulan Terlama

Beberapa planet lain, seperti Merkurius, Venus, Jupiter, dan juga Saturnus, diprediksi juga akan menghiasi fenomena alam langka bernama Micro Blood Moon tersebut.

oleh Jeko I. R. diperbarui 27 Jul 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2018, 19:00 WIB
[Bintang] Gerhana Bulan
Penampakan gerhana bulan total di langit Jakarta (31/1/2018). (Bambang E. Ros/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Planet Mars disebut bakal bisa disaksikan selama peristiwa gerhana bulan total terlama berlangsung. Selama gerhana, Planet Merah akan muncul sebagai titik paling terang di langit malam nanti.

Menariknya, Mars ternyata bukan satu-satunya yang akan muncul dari langit selama gerhana bulan total terlama.

Beberapa planet lain, seperti Merkurius, Venus, Jupiter, dan juga Saturnus, diprediksi juga akan menghiasi fenomena alam langka bernama Micro Blood Moon tersebut.

Menurut ahli astronomi Dr Grant Christie, hal tersebut terjadi secara kebetulan. Ia pun menjelaskan penyebab ilmiah terjadinya mengapa banyak planet bisa menghiasi gerhana bulan total.

"Saturnus itu mengitari Matahari setiap 30 tahun sekali, sedangkan Jupiter mengelilingi Matahari setiap 12 tahun sekali. Mereka cenderung ada di sisi yang berseberangan. Jadi, sangat jarang mereka bisa berdampingan dalam waktu yang bersamaan," kata Christie seperti dikutip New Zealand Herald pada Jumat (27/7/2018).

Adapun untuk Merkurius dan Venus, Christie berkata kehadiran dua planet paling dekat dengan Matahari inijuga bukanlah hal yang sering disaksikan manusia. Keduanya juga sering muncul secara terpisah, entah dari sisi barat atau pun timur.

"Mereka seringkali tampak kabur, karena langit masih terlihat cerah. Fenomena ini tak biasa untuk disaksikan secara bersamaan di langit sebelah barat," lanjutnya.

Walau tampil secara bersamaan, Merkurius justru tidak tampak secara terang-terangan. Sementara, Venus justru akan tampak lebih jelas.

Pada kesempatan yang sama, ahli astrofisika Ethan Siegel, juga membenarkan kalau planet-planet yang disebutkan di atas akan tampak selama gerhana bulan total terlama berlangsung. Ia juga mengungkap, planet yang akan tampak lebih jelas selama gerhana adalah Venus dan Jupiter. 

Gerhana Bulan Terlama Hanya Berlangsung 100 Tahun Sekali

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana bulan "super blue blood moon" terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Gerhana bulan kali ini berbeda disebut super blue blood moon dimana jarak bulan dengan bumi sangat dekat serta memilik warna yang sangat merah (Liputan6.com/Arya Manggala)

Gerhana bulan total yang bakal berlangsung besok, Sabtu dini hari (28/7/2018), diklaim akan menjadi peristiwa alam terlangka.

Pasalnya, gerhana bulan total tersebut akan menjadi yang terlama durasinya di abad 21. Durasi gerhana bulan total ini berkisar 1 jam 43 menit.

Lalu, kapan gerhana bulan total terlama berikutnya akan kembali terjadi?

Menurut Kepala Bidang Diseminasi LAPAN, Emanuel Sungging, gerhana bulan total terlama berikutnya akan terjadi dalam waktu yang sangat lama.

Ia mengungkap, gerhana bulan terlama hanya terjadi selama satu kali selama 100 tahun.

"Fenomena alam ini terbilang langka, karena terjadi ketika bumi sejajar antara bulan dan matahari," ujar Emanuel dalam keterangan resminya.

NASA juga mengungkap tanggal terjadinya gerhana bulan terlama di masa depan. Dilansir Accu Weather, Jumat (27/7/2018), Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut membeberkan, gerhana bulan paling lama selanjutnya akan terjadi pada 9 Juni 2123.

Badan Antariksa Amerika Serikat ini menjelaskan, gerhana bulan total yang nantinya berlangsung pada 2123 akan memiliki durasi yang lebih lama, yakni 106 menit. Berbeda dengan yang sekarang, Indonesia tidak akan bisa menyaksikan gerhana di momen tersebut.

Puncak Gerhana

Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Penampakan "super blue blood moon" menjelang proses terjadinya gerhana bulan total yang mengubah bulan menjadi kemerahan di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Proses gerhana bulan total tersebut berlangsung selama 4-5 jam. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Dijelaskan peneliti Pusat Sains Antariksa Lapan, Rhorom Priyatikanto, seluruh wilayah Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat gerhana bulan total pada 28 Juli, tepat pada waktu dini hari.

“Puncaknya pukul 03.23 WIB. Di banyak berita disebutkan tanggal 27 Juli (waktu Greenwich, UK),” ujar Rhorom kepada Tekno Liputan6.com via pesan teks.

Terkait durasi gerhana, Rhorom mengungkap durasi gerhana total 1 jam 43 menit. Lalu, kenapa durasi gerhana bulan kali ini lebih lama dari biasanya?

“Memang lama karena saat itu bulan jauh dari bumi (di titik apogee, tampak sebagai micromoon), kebalikan dari Super Blue Blood Moon pada Januari lalu,” tandasnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya