Liputan6.com, Jakarta - Beragam misi eksplorasi Mars dilakukan para ilmuwan hingga saat ini. Misi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai Mars, sekaligus mengeksplorasi kemungkinan kehidupan di planet merah ini.
Ada banyak peristiwa penting yang tercatat sepanjang sejarah eksplorasi Mars, salah satunya penemuan batu berwarna. Batuan unik ditemukan oleh robot penjelajah Perseverance milik NASA di Kawah Jezero, Planet Mars.
Advertisement
Penemuan ini menambah wawasan para ilmuwan tentang proses geologi yang terjadi di Mars. Melansir laman NASA pada Selasa (11/03/2025), penemuan ini bermula setelah Perseverance memilih rute baru saat menjelajah Mars.
Advertisement
Wahana antariksa ini memutar melalui padang pasir untuk menghindari batu-batu besar yang bakal menghambat perjalanannya. Perubahan rute ini tidak hanya mempersingkat waktu tempuh untuk menuju area yang dijuluki Bright Angel, namun juga memberikan kesempatan bagi tim ilmuwan untuk menemukan fakta-fakta geologi yang menarik di sebuah aliran sungai purba.
Baca Juga
Tim Perseverance menggunakan citra rover untuk merencanakan perjalanan sekitar 30 meter sekaligus. Mereka mengandalkan sistem navigasi otomatis Perseverance, atau AutoNav, untuk mengambil alih.
Namun, seiring semakin banyaknya bebatuan, AutoNav sering kali memutuskan perjalanan tidak sesuai dengan keinginannya dan berhenti, sehingga memudarkan kemungkinan untuk tiba tepat waktu di Bright Angel. Dengan panduan AutoNav, Perseverance menempuh jarak 200 meter menuju pemberhentian, Gunung Washburn.
Tempat ini adalah sebuah bukit yang dipenuhi batu-batu besar, yang beberapa di antaranya belum pernah diamati sebelumnya di Mars. Kemudian, para peneliti menamai batu tersebut dengan nama Atoko Point.
Dengan lebar sekitar 45 cm dan tinggi 35 cm, batu berbintik-bintik dan berwarna terang ini terlihat menonjol di antara batu lainnya yang lebih gelap. Analisis oleh instrumen SuperCam dan Mastcam-Z dari Perseverance mengindikasikan batu tersebut terdiri dari mineral piroksen dan feldspar.
Dalam hal ukuran, bentuk, dan susunan butiran mineral dan kristalnya, serta kemungkinan komposisi kimianya, Atoko Point berada di level yang berbeda. Beberapa ilmuwan Perseverance berspekulasi bahwa mineral yang membentuk Atoko Point diproduksi di dalam tubuh magma di bawah permukaan yang kemungkinan terpapar di tepi kawah.
Mereka juga berspekulasi batuan pucat itu mungkin telah diangkut dari bagian lain di planet ini melalui sungai purba. Ada juga teori yang menyebut batuan terbentuk di bawah tanah oleh tubuh magma sebelum akhirnya terungkap melalui erosi.
Penemuan ini menjadi penting karena memberikan wawasan baru tentang sejarah geologi Mars dan potensi lingkungan yang mendukung kehidupan di masa lalu. Para peneliti menambahkan bahwa meskipun Atoko adalah batu berwarna pertama yang terlihat di Mars, ia hampir pasti tidak akan menjadi yang terakhir.
Pasalnya, Perseverance masih melanjutkan misinya menuju tepi Kawah Jezero dengan harapan menemukan lebih banyak petunjuk tentang sejarah planet merah ini.
(Tifani)