Kemhan Sediakan Layanan Recovery Data Smartphone Gratis di Indo Defence 2018

Hingga saat ini pertahanan cyber Kemhan cukup tangguh sehingga belum pernah mengalami kebobolan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 17:30 WIB
Indo Defence 2018
Gelaran Indo Defence 2018 yang diadakan di Jiexpo Kemayoran, Jakarta. Jumat (9/11/2018). (Foto: Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Cyber Operation Center atau Pusat Pertahanan Siber Bainstranas Kementerian Pertahanan RI ikut mejeng di gelaran Indo Defence 2018 yang diadakan di Jiexpo Kemayoran, Jakarta.

Lapis pertama pelindung sistem pertahanan Indonesia tersebut menawarkan layanan yang cukup unik, yaitu pengembalian atau recovery data yang hilang dari smartphone, serta membersihkan malware dan virus yang menyerangnya.

Salah satu petugas cyber Kemenhan, Herman Kurniawan menyebutkan cukup banyak pengunjung menggunakan layanan tersebut.

"Prosesnya relatif, tergantung besaran data yang direcovery. Bisa sampai satu jam kalau datanya puluhan GB," kata dia saat ditemui di booth-nya, Jumat (9/11/2018).

Dia menerangkan, alat yang digunakan untuk recovery adalah seperangkat laptop forensik.

Selain itu, mereka juga menampilkan simulasi radar pesawat dan alat sensor pelacak hacker atau penyusup yang mencoba membobol sitem di kementerian pertahanan.

Petugas lainnya, Rachmat Febrianto, menjelaskan ada tiga jenis serangan yang dilakukan hacker yaitu low, medium dan high.

Namun, hingga saat ini pertahanan cyber Kemhan cukup tangguh sehingga belum pernah mengalami kebobolan.

"Enggak pernah kebobolan," kata Rachmat.

Dari layar yang menampilkan tujuh jenis sensor tersebut, bisa langsung diketahui negara asal hacker, alamat IP, hingga lokasinya.

Di layar tersebut, juga terkuak negara asing yang sering mencoba membobol situs Kemhan, mulai dari Tiongkok, disusul Amerika Serikat, Swedia, kemudian Francis.

Dari dalam negeri juga serangan terpantau cukup banyak, di mana berasal dari Jalan Medan Merdeka Barat dan Salemba.

"Dari dalam negeri juga banyak. Orang kita kan iseng," tutupnya.

 

Begini Cara Hacker Mencuri Data Pribadi Kita

Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker (iStockPhoto)

Peneliti Kaspersky Lab menemukan bahwa para hacker jahat dapat menjual kehidupan digital seseorang yang lengkap dengan harga kurang dari US$ 50 atau Rp 700 ribuan di dark web.

David Jacoby, Peneliti Keamanan Senior di Kaspersky Lab, mengatakan, peretasan data adalah ancaman besar bagi kita semua. Ini berlaku baik untuk individu dan masyarakat, karena data yang dicuri dapat mendanai banyak kejahatan sosial.

"Untungnya ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya, termasuk dengan menggunakan perangkat lunak keamanan siber, apalagi mengingat banyaknya data yang dibagikan secara gratis, khususnya pada profil media sosial yang tersedia secara publik atau untuk organisasi," ujar Jacoby dalam keterangannya, Jumat (9/11/2018).

Cara yang paling umum untuk mencuri data semacam ini adalah melalui phising spear atau dengan mengeksploitasi kerentanan keamanan dalam perangkat lunak aplikasi.

Setelah serangan berlangsung sukses, hackerakan mendapatkan kumpulan data berisi kombinasi email dan kata sandi untuk layanan yang diretas.

Dengan banyaknya orang memasang kata sandi yang sama untuk beberapa akun, pelaku juga sangat mungkin untuk menggunakan informasi tersebut dalam upaya mengakses akun di platform lainnya.

Menariknya adalah, beberapa pelaku penjual data memberikan garansi seumur hidup kepada pembelinya. Jika satu akun berhenti berfungsi, pembeli akan menerima akun baru secara gratis.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya