Hacker Retas Ratusan Data Politisi Jerman, Dokumen Rahasia Bocor via Twitter

Aksi peretasan dan pembocoran informasi peka ini dilaporkan Inforadio RBB di Berlin beberapa waktu lalu.

diperbarui 11 Jan 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2019, 17:00 WIB
Hacker
Ilustrasi hacker. Dok: militarytimes.com

Jakarta - Ratusan politisi Jerman diretas hacker. Sejumlah dokumen rahasia internal partai, data personal perbankan hingga pesan online para politisi dibocorkan melalui Twitter.

Aksi peretasan dan pembocoran informasi peka ini dilaporkan Inforadio RBB di Berlin beberapa waktu lalu.

Diketahui, sejumlah data yang berhasil diretas hacker sudah dirilis sejak Desember 2018 oleh sebuah akun Twitter yang berbasis di Hamburg, Jerman.

Data tersebut kemudian diunggah secara online, mirip dengan kalender "Advent" gaya Jerman, di mana setiap hari mengejutkan para pengikutnya dengan membuka dan membocorkan data korban yang berbeda.

Yang menjadi target peretasan hacker adalah seluruh anggota parlemen Jerman di Bundestag, kecuali anggota partai radikal kanan AfD.

Mayoritas data yang dibocorkan adalah alamat dan nomer telepon hingga dokumen yang lebih personal seperti data perbankan, tanda pengenal, dan pesan privat.

Tak hanya politisi parlemen, politisi negara bagian Jerman pun terkena dampaknya.

Politisi partai sosial demokrat SPD, Jens Zimmermann mengajukan permintaan sidang khusus komisi internet di parlemen Jerman untuk membahas segera kasus peretasan ini.

Gabungan dari Serangan Sebelumnya

Hacker
Ilustrasi hacker (thehackernews.co)

Sementara politisi partai kiri Die Linke, Anke Domscheit-Berg menyatakan, serangan peretasan ini merupakan rilis gabungan dari serangan sebelumnya.

Ini menjadi sebuah informasi yang bisa diakses secara terbuka. Aksi tersebut sebagian kecil juga menyangkut data pribadi sensitif, dan merupakan serangan terhadap demokrasi.

Motif Peretasan Belum Diketahui

Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Sejauh ini, identitas serta motif dari peretasan belum diketahui.

Pelaku peretasan dalam akun Twitter-nya menjelaskan dirinya sebagai periset  keamanan, seniman, dan pengkritik. 

Peretasan yang kerap dinamakan doxing ini, bertujuan menyerang pribadi seseorang.

Kini korban doxing meluas, tak hanya para tokoh politik tetapi juga para jurnalis hingga para pekerja seni.

Kasus peretasan tersebut masih dalam penyelidikan Pusat Keamanan Siber Nasional Jerman bersama Komisi Keamanan Teknologi Informasi Parlemen.

Reporter: DW Indonesia

Sumber: DW.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya